jpnn.com, JAKARTA - Gempa dengan kekuatan 5,2 magnitudo mengguncang wilayah Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa ini terjadi pada Rabu (7/7) pukul 07.38 WIB.
Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengatakan pusat gempa berada pada 20 kilometer timur laut Waibakul, Sumba Tengah, dengan kedalaman 49 kilometer.
BACA JUGA: Ojek Online Bentrok dengan Debt Collector, Polisi Amankan Sejumlah Orang
“BPBD Sumba Tengah menginformasikan warganya merasakan guncangan lemah beberapa detik. Dari catatan BPBD, guncangan terasa sekitar satu hingga dua detik,” kata Abdul dalam siaran persnya, Rabu (7/7).
Menurut dia tidak ada kepanikan yang terjadi di tengah masyarakat. BPBD juga menginfomasikan gempa tidak memicu terjadinya tsunami.
BACA JUGA: Ada yang Kenal Pria Ini? Dia Mengaku Raja, Katanya Negara Sedang Diawasi PBB
Lebih lanjut Abdul menerangkan, dari pihak BMKG menyampaikan guncangan gempa juga dirasakan di Bima, Waingapu, Waikabubak dan Tambolaka III MMI dan Labuan Bajo II MMI.
Modified Mercalli Intensity atau MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Menurut BMKG, III MMI menggambarkan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu, sedangkan II MMI mendeskripsikan getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Melihat analisis inaRISK, Sumba Tengah termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi,” ujar Abdul.
Sebanyak lima kecamatan dengan total luas mencapai 63 ribu hektare teridentifikasi pada potensi tersebut.
Kelima kecamatan tersebut antara lain Katikutana, Katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay Barat, Umbu Ratu Nggay, dan Mamboro.
Sementara itu, wilayah kabupaten lain di Pulau Sumba juga memiliki potensi gempa dengan kategori sedang hingga tinggi, yaitu di Sumba Barat, Sumba Barat Daya, dan Sumba Timur. Total potensi populasi terpapar gempa bumi di pulau ini mencapai lebih dari 460 ribu jiwa.
“Masyarakat selalu diimbau waspada terhadap potensi gempa maupun gempa susulan yang mungkin masih terjadi,” kata dia.
Sebab, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksikan waktu gempa akan terjadi.
“BNPB mengimbau masyarakat menyiapkan rencana kesiapsiagaan keluarga untuk mengantisipasi dampak buruk yang dipicu oleh gempa bumi,” kata dia. (cuy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan