jpnn.com, LOMBOK - Penanganan dampak gempa bumi 7 SR di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih terus dilakukan dengan intensif. Evakuasi korban yang diduga masih tertimbun material bangunan roboh terus dilakukan.
Pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi dengan mendistribusikan logistik juga semakin diintensifkan ke banyak daerah yang terdampak.
BACA JUGA: Kementan Serahkan Bantuan Pakan untuk Ternak Korban Bencana
Rapat untuk membahas kesamaan data korban dan mekanisme pelaporan telah dilakukan di Posko Utama Kecamatan Tanjung Lombok Utama antara BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah (pemda).
“Disepakati bahwa data resmi adalah dari Posko Utama yang selanjutnya BNPB yang menyampaikan ke luar kepada masyarakat dan media sebagai data resmi,” kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (9/8).
BACA JUGA: BNI dan BNI Life Bangun Posko Kesehatan dan Dapur Umum
Sutopo mengungkapkan, hingga Kamis (9/8), pukul 17.00, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 7 SR yang mengguncang NTB dan Bali adalah 259 orang. Dia memerinci, di Kabupaten Lombok Utara 212 orang, Lombok Barat 26, Lombok Timur 11, Kota Mataram 6, Lombok Tengah 2 dan Kota Denpasar, Bali, 2 orang.
“Jumlah 259 orang meninggal dunia adalah korban yang sudah terverifikasi,” katanya.
BACA JUGA: Lombok Gempa Lagi, Turis Menangis Berlarian Keluar Bandara
Dia menambahkan data ini masih akan terus bertambah. Hal ini mengingat Tim SAR masih menemukan korban di reruntuhan bangunan. Korban masih diidentifikasi.
“Diduga korban masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang belum dievakuasi,” ungkap Sutopo.
Selain itu, lanjut dia, adanya laporan dari aparat daerah soal korban meninggal di daerah sebelumnya dan sudah dimakamkan, tetapi belum didata maupun dilaporkan ke Posko. “Sehingga data korban meninggal dunia akan bertambah,” katanya.
Selain korban meninggal dunia, kata Sutopo, sebanyak 1.033 orang luka berat dan masih dirawat inap di rumah sakit dan puskesmas. Pengungsi sebanyak 270.168 orang yang tersebar di banyak tempat.
“Jumlah pengungsi ini juga sementara karena belum semua pengungsi terdata baik,” ungkapnya.
Dia menambahkan kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah, 468 sekolah, enam jembatan, tiga rumah sakit rusak, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 unit musalah, dan 20 unit perkantoran. “Angka ini juga sementara,” tegasnya.
Sementara itu ribuan personil dikerahkan untuk penanganan dampak gempa. Untuk evakuasi dikerahkan 21 alat berat yang terdiri dari escavator, dozer, dump truk, loader, trailer, dan mobile crane. Alat berat akan terus ditambah dari wilayah sekitar dan pihak swasta. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM dan relawan melanjutkan proses pencarian korban.
“Di Masjid Jabbal Nur Dusun Lading-Lading Desa Tanjung Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Tim SAR masih melaukan pencarian dengan alat berat. Adanya gempa 6,2 SR pada siang tadi menyebabkan tanah sekitar masjid retak, menara bergeser sehingga membahayakan tim SAR,” katanya.
Menurut dia, adanya gempa susulan 6,2 SR dengan pusat gempa 6 km barat laut Lombok Utara, kedalaman 12 km dengan pusat gempa di darat di Kabupaten Lombok Utara pada Kamis (9/8) pukul 12.25 WIB menyebabkan masyarakat makin trauma.
"Gempa dirasakan keras menyebabkan beberapa bangunan rusak. Tercatat 24 orang luka-luka tertimpa bangunan roboh akibat gempa 6,2 SR. Gempa susualan dari gempa utama 7 SR hingga saat ini sebanyak 362 kali gempa, di mana 18 kali gempa dirasakan,” tuntas Sutopo. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terharu..Tim Polri Bantu Persalinan 3 Korban Gempa Lombok
Redaktur : Tim Redaksi