Gempa Bumi 5,1 SR Guncang Sejumlah Daerah di Sumbar

Minggu, 03 Maret 2019 – 03:59 WIB
Gempa. Foto ilustrasi: dokumen jawapos

jpnn.com, MENTAWAI - Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR) mengguncang sejumlah daerah di Sumatera Barat, pada Kamis (28/2) lalu.

Gempa yang berpusat di laut Kabupaten Kepulauan Mentawai itu merusak ratusan rumah dan melukai puluhan warga. Tepatnya di zona Megathrust.

BACA JUGA: Gempa 4,8 SR Guncang Tasikmalaya

Sekitar pukul 21.18 WIB, warga Kepulauan Mentawai dikejutkan guncangan gempa tektonik berkekuatan 5,1 SR yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 4,9 SR.

Episentrum gempa berlokasi di laut wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera pada jarak 24 km arah tenggara Kota Tuapejat, Mentawai pada kedalaman 35 km. Gempa tadi malam juga dirasakan banyak warga di Kota Padang dan sejumlah daerah lainnya di Sumbar.

BACA JUGA: Gempa Bumi Halmahera, Pelabuhan Babang dan Laiwui Aman?

Pantauan Padang Ekspres, gempa tersebut dirasakan cukup kuat terasa di kawasan Tuapejat, pusat Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gempa sempat membuat sejumlah warga yang tinggal di sekitar pantai Jati Tuapejat kilometer 0 menjadi panik. Sabagian memilih mengungsi ke rumah tetangga yang jauh dan berada di ketinggian.

”Gempanya cukup kuat dan lama. Terjadi sebanyak dua kali goyangan. Untuk sementara, lebih baik mengungsi dulu, guna menghindari ancaman gempa susulan,” ungkap Redi, 33, salah seorang warga dusun Jati Tuapejat.

BACA JUGA: Gempa, Operasional Bandara Oesman dan Melonguane Terdampak?

Menurut dia, warga mengungsi karena masih khawatir terhadap isu prediksi akan terjadinya gempa besar yang beredar beberapa waktu lalu. Bahkan, sejak adanya isu tersebut, kata Redi, aktivitas pengunjung atau wisatawan ke Pantai Jati saat libur cenderung menurun.

Iren, 28, salah seorang warga Tuapejat lainnya kepada wartawan mengaku, gempa yang terjadi cukup mengagetkan. Apalagi, guncangan kuat dirasakan saat dirinya istirahat tadi malam. Namun demikian, dirinya mengaku tidak terlalu khawatir karena ada informasi dari BMKG yang menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami. Selain itu, BMKG juga telah membantah prediksi terjadinya gempa besar beberapa waktu lalu dengan menyebutkan bahwa gempa tidak bisa diprediksi kapan dan di mana akan terjadinya. Kita harus bijak dalam menerima informasi.

”Saya kaget karena gempanya terjadi jelang mau istirahat (tadi malam). Tapi tidak khawatir karena BMKG menyatakan tidak berpotensi tsunami. Selain itu, lokasi kami berada di ketinggian dan jauh dari pantai,” ungkapnya.

Di sisi lain, hasil pemantauan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Mentawai yang dipimpin Amir Ahmari, warga merasakan guncangan gempa dan kondisi aman serta tidak ada laporan kerusakan di Kecamatan Siberut Selatan.

Sedangkan di Kecamatan Siberut Baratdaya-Peipei, masyarakat melakukan evakuasi mandiri. Namun, kondisi masih aman dan tidak ada laporan kerusakan. Begitu pula di Mapadegat, Kecamatan Sipora Utara. Masyarakat evakuasi mandiri di Gereja Peniel. Lima kepala keluarga masih mengungsi di gereja tersebut.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa di Mentawai tersebut masuk klasifikasi gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra.

”Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa yang sangat aktif di wilayah Sumatera,” jelasnya.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault). ” Dampak gempa berdasarkan peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan guncangan dirasakan di Mentawai dan Painan Pesisir Selatan dalam skala intensitas III-IV MMI, Padang (II-III MMI) serta Padangpanjang, Solok dan Bukittinggi (II MMI). Namun, belum ada laporan dampak kerusakan.

”Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.

Sekitar pukul 23.03 WIB, terjadi gempa susulan (aftershock) berkekuatan 2,7 SR pada kedalaman 31 km, berpusat di 17 tenggara Tuapejat, Mentawai. ”Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ingatnya.(rf/esg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelombang Pasang Hantam Pesisir Banten, tapi Bukan Tsunami


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler