jpnn.com, MUNA BARAT - Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara pada Minggu (15/10) sekitar pukul 14.50 WITA.
Berdasarkan info BMKG, gempa bumi yang mengguncang Muna Barat termasuk gempa dangkal dengan kedalaman 3 kilometer dengan kekuatan bermagnitudo 3,9.
BACA JUGA: Gempa Bumi Banten Menelan Korban, Begini Penjelasan BPBD
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin menyebutkan lokasi gempa berada pada koordinat 4,90 Lintang Selatan dan 122,38 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2,5 km barat daya Tiworo Selatan, Muna Barat.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Gempa ini merupakan gempa bumi susulan," kata Rudin.
BACA JUGA: Gempa Banten, Sungai di Sukabumi Meluap, 2 Rumah dan Pabrik Tahu Hanyut
Sebelumnya, BMKG menyatakan aktivitas sesar lokal memicu gempa bumi dangkal dengan magnitudo 3,2 di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Jumat (14/10) pukul 04.03 Wita.
Rudin menerangkan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal di barat daya Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat.
BACA JUGA: Gempa Bumi Mengguncang Banten, Terasa hingga Jakarta
Gempa tersebut berpusat sekitar 2,5 kilometer tenggara Kecamatan Tiworo Selatan, Muna Barat pada skala III sampai IV MMI.
Pada skala III MMI getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Sementara itu, pada skala IV MMI dirasakan oleh orang banyak baik di dalam maupun di luar rumah, jendela dan pintu bergetar akibat getaran.
Meski begitu, dia menyebut, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pesan Rudin. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi