jpnn.com - JAKARTA - Gempa bumi bermagnitudo 4,1 mengguncang Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (30/11).
Pusat gempa terdeteksi berada di laut pada kedalaman 10 kilometer dengan koordinat 8,29° lintang selatan; 122,16° bujur timur, atau berjarak 37 kilometer dari arah barat laut Kota Maumere, Sikka, NTT.
BACA JUGA: Sebagian Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan Lebat, BMKG Imbau Warga Waspada
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa dangkal itu dipicu oleh aktivitas sesar naik busur belakang Flores atau Flores back arc thrust.
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa gempa dangkal akibat aktivitas sesar tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
BACA JUGA: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan, Masyarakat Diimbau Waspada
BMKG mengonfirmasi berdasarkan hasil desimenasi data analisis pada pukul 10:59 WIB, gempa ini mengguncang wilayah Maumere dengan skala intensitas II-III MMI.
Gempa yang memiliki parameter terkini dengan magnitudo 4,1 tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
BACA JUGA: Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Jakarta Diguyur Hujan Siang Ini
BMKG belum mendapatkan adanya gempa bumi susulan sejak pukul 11:05 WIB, dan hingga saat ini juga belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tektonik tersebut.
Sebagai informasi berdasarkan catatan sejarah BMKG diketahui episenter gempa 4,1 tersebut berlokasi dekat dengan gempa yang memicu tsunami mematikan pada Sabtu, 12 Desember 1992.
Daryono menjelaskan bahwa gempa besar tiga dekade yang lalu itu berkekuatan 7,8 magnitudo di lepas pantai Flores, yang terjadi pada siang hari sekitar pukul 13.29 WITA.
Gempa besar ini memicu tsunami dengan ketinggian maksimum 26 meter yang menghancurkan permukiman di pesisir pantai Flores.
BMKG mencatat setidaknya 2.500 orang meninggal atau hilang di Laut Flores, termasuk 1.490 meninggal di Maumere dan 700 di Pulau Babi, lebih dari 500 terluka dan 90.000 kehilangan tempat tinggal.
"Peristiwa ini merupakan salah satu gempa dan tsunami paling mematikan di Indonesia," kata dia di Jakarta, Sabtu (30/11).
Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang karena catatan sejarah ini diharapkan bisa menjadi refleksi pentingnya mitigasi dampak bencana dan memahami upaya evakuasi dalam panduan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di NTT.
Pihaknya juga mengharapkan masyarakat dapat merespos secara bijak dengan memastikan terlebih dahulu kebenaran informasi di luar dari hasil analisis BMKG atau lembaga resmi pemerintah lainnya.
BMKG memastikan akan terus menyajikan hasil analisa gempa dan potensi tsunami kepada masyarakat dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi