jpnn.com - CIANJUR - Gempa bumi bermagnitudo 4,3 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Selasa (24/1) dini hari, menyebabkan tujuh warga mengalami luka-luka akibat tertimpa material rumah yang berjatuhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur Fatah Rizal mengatakan setelah dua bulan kejadian gempa magnitudo 5,6, warga yang sebagian besar sudah kembali ke rumah kembali panik dengan getaran gempa yang cukup kencang pada Selasa (24/1) sekitar pukul 02.50 WIB.
BACA JUGA: Gempa M 4,7 Mengguncang Pesisir Barat Lampung
"Kami langsung melakukan pendataan. Getaran gempa terasa sampai ke sejumlah kota/kabupaten terdekat, karena ditakutkan gempa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa, karena terasa sangat kencang di sejumlah wilayah di Cianjur," katanya di Cianjur, Selasa (24/1).
Tercatat tujuh warga di sejumlah kecamatan mengalami luka-luka, dua di antaranya mengalami luka berat dan menjalani perawatan medis di RSUD Sayang Cianjur dan Cimacan.
BACA JUGA: Ini Tempat Wisata Baru di Palembang, Bisa Bersantai Sambil Melihat Jembatan Ampera
Korban luka berat atas nama Ajid Sakib (7), warga Desa Ciputri, dan Ujang (28), warga Desa Sarampad.
Adapun lima korban yang mengalami luka ringan dan sedang di bagian kepala karena tertimpa langit-langit rumah yang ambrol atau genting yang jatuh, sempat menjalani perawatan di sejumlah puskesmas dan menjelang siang sudah kembali ke rumah.
BACA JUGA: Getaran Gempa Cianjur Dirasakan Cukup Kuat di Sukabumi
"Untuk rumah yang rusak masih dalam pendataan, namun laporan sementara banyak rumah yang rusak sedang menjadi rusak berat di Kecamatan Cugenang dan Cianjur, tepatnya di Desa Nagrak," katanya.
Sementara, gempa magnitudo 4,3 yang kembali mengguncang Cianjur Selasa dini hari, membuat warga yang baru pulang ke rumah selama beberapa hari terakhir, berhamburan keluar rumahnya. Warga kembali memasang tenda darurat sebagai antisipasi gempa susulan yang dapat merusak rumah.
"Sudah hampir dua bulan setelah gempa magnitudo 5,6, kami merasakan gempa yang sangat kencang berdasarkan keterangan BMKG magnitudo 4,3. Kami memilih mendirikan tenda darurat di depan rumah, karena takut gempa susulan kembali terjadi malam hari," kata warga Desa Nagrak, Vicki (46).
Data BMKG menyebutkan sudah terjadi sekitar 482 gempa susulan sejak 21 November 2022, dengan kekuatan magnitudo 1,0 hingga 4,3, namun gempa susulan yang terjadi Selasa dini hari magnitudo 4,3 menjadi yang terbesar sejak dua bulan terakhir. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi