Gempa Susulan Terjang Davao hingga Talaud

Kamis, 12 Agustus 2021 – 09:02 WIB
Gempa bumi. Ilustrasi Foto: Sultan Amanda Syahidatullah/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga pukul 06.00 WIB telah terjadi delapan kali gempa susulan pascagempa bermagnitudo 7,1 di Davao Filipina hingga Kepulauan Talaud Sulawesi Utara pada Kamis (12/8) dini hari.

"Hasil monitoring BMKG baru terjadi delapan kali gempa susulan dengan magnitudo minimum 4,1 dan magnitudo maksimum 5,3," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Duh Pak Jokowi Buat Kerumunan Lagi? ICW Lapor Bareskrim, Program Anies jadi Kena Imbas

Pusat gempa yang terjadi pukul 00.46.15 WIB tersebut terletak pada koordinat 6,45 derajat Lintang Utara dan 126,73 derajat Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 63 kilometer timur Pondaguitan, Filipina atau pada jarak 270 kilometer Utara Melonguane, Kepulauan Talaud, Indonesia, dengan kedalaman 44 kilometer.

Dia mengatakan peristiwa alam  yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang mengguncang ke bawah Filipina di zona megathrust yang dipicu mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas mekanisme sumber gempa di zona tumbukan lempeng di zona megathrust.

BACA JUGA: Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Melonguane, BMKG: Pintu Berderik

Berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, hal ini disebabkan karena kedalamannya yang relatif dalam untuk bisa memicu terjadinya gangguan kolom air laut dan memicu tsunami, tambah Daryono.

Namun, gempa berpotensi menyebabkan kerusakan di wilayah Davao sebab guncangan gempa dirasakan sangat kuat di wilayah Davao Filipina mencapai skala intensitas V-VI MMI yang berpotensi merusak.

BACA JUGA: Peringatan dari BMKG Khusus Warga di Wilayah Ini, Waspada Gelombang Tinggi!

Guncangan gempa juga dan dirasakan kuat di wilayah Indonesia khususnya di Kepulauan Talaud dalam skala intensitas III-IV MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak. Gempa juga dirasakan di Sangihe dan Bitung dalam intensitas II - III MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Jika memang tidak ada dampak kerusakan adalah wajar, karena jarak pusat gempa ke daratan wilayah daratan Filipina cukup jauh sekitar 80 kilometer," katanya.

Berdasarkan catatan sejarah,gempa besar di zona Tunjaman Lempeng Laut Filipina cukup banyak. Hal ini menunjukkan di wilayah tersebut sudah sering terjadi gempa besar dan merusak pada masa lalu.

Gempa merusak tersebut yaitu Gempa merusak Kepulauan Talaud 23 Oktober 1914 magnitudo 7,4, gempa merusak Davao 14 April 1924 magnitudo 8,2, gempa merusak Davao 25 Mei 1943 magnitudo 7,6, gempa merusak Halmahera 27 Maret 1949 magnitudo 7,0.

Tercatat juga gempa merusak Davao 19 Maret 1952 magnitudo 7,7, gempa merusak Kepulauan Talaud 24 September 1957 magnitudo 7,2, gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai 8 September 1966 bermagnitudo 7,7, gempa merusak Kepulauan Talaud 30 Januari 1969 magnitudo 7,6 serta gempa merusak Maluku Utara dan Morotai pada 26 Mei 2003 dengan magnitudo 7,0. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler