Gempa Turki: Rumah Penampungan Penuh, 6 WNI Patah Tulang

Selasa, 07 Februari 2023 – 15:54 WIB
Lebih dari 10.000 bangunan hancur akibat gempa Turki. Foto: iatmgrup

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI akan mengevakuasi ratusan WNI terdampak gempa Turki ke Ankara.

Gempa Turki berkekuatan magnitudo 7,8 terjadi pada Senin (6/2) dini hari waktu setempat.

BACA JUGA: Kenapa Dampak Gempa di Turki Begitu Mengerikan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki dan juga Syria itu kemungkinan akan menjadi salah satu yang paling mematikan dekade ini. Menurut sejumlah seismolog, retakan akibat gempa lebih dari 100 km (62 mil) antara lempeng Anatolia dan Arab.

Korban tewas akibat gempa Turki hingga Selasa (7/2) pagi lebih dari 3.300 orang dengan 15.834 terluka. Kemungkinan besar bakal terus bertambah karena banyak korban masih terjebak di reruntuhan.

BACA JUGA: Gempa Guncang Turki, Banyak Bangunan Hancur, Ribuan Orang Terkubur

"Tim KBRI Ankara menuju lokasi untuk mengevakuasi 104 WNI dari lima titik, yaitu Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay, dan Diyarbak?r. Mereka akan dievakuasi ke Ankara," ujar Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menyebutkan para WNI tersebut harus dievakuasi ke Ankara karena sudah tidak memiliki tempat tinggal yang layak.

BACA JUGA: Gempa Turki: Kondisi Eks Pemain Chelsea Setelah Sempat Dilaporkan Menghilang

Sementara itu, rumah penampungan atau safe house yang disiapkan oleh pemerintah setempat sudah melebihi kapasitas.

"Untuk saat ini, mereka ada yang tinggal di masjid, stadion olahraga, dan di tenda-tenda di lapangan," kata Iqbal.

Selain itu, KBRI Ankara juga akan mengevakuasi korban WNI yang mengalami luka-luka akibat gempa.

Hingga 7 Februari 2023, tercatat sepuluh WNI mengalami luka-luka, empat di antaranya sudah mendapat perawatan di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya, termasuk enam orang yang mengalami patah tulang akan dievakuasi untuk kemudian dirawat di rumah sakit di Ankara.

Iqbal menuturkan bahwa proses evakuasi memang tidak mudah karena harus dilakukan di tengah kondisi dingin dengan suhu cuaca sekitar minus 7 derajat Celcius dan badai salju.

"Proses evakuasi sangat sulit untuk dilakukan pemerintah Turki karena selain kekuatan gempa yang luar biasa besar, dengan lebih dari 10.000 bangunan hancur, tetapi juga cuaca ekstrem dalam dua pekan terakhir ini terjadi badai salju sehingga sulit sekali melakukan pergerakan," kata Iqbal.

KBRI Ankara menyebutkan terdapat sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang bertempat tinggal di area gempa dan sekitarnya.

Sebagian besar WNI berstatus pelajar dan mahasiswa, sedangkan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat, serta pekerja di organisasi internasional. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler