JAKARTA - Partai Golkar masih dipercaya publik menjadi partai pemenang pemilihan umum tahun 2014. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN).
Survei itu dilaksanakan pada tanggal 1-10 Mei 2013 dengan jumlah sampel 1.230 responden. Partai berlogo pohon beringin itu bersaing ketat dengan PDI Perjuangan.
"Golkar dan PDIP bersaing menjadi pemenang pemilu diikuti Gerindra dan Hanura," ujar Peneliti LSN Gema Nusantara saat memaparkan hasil survei bertajuk "Persepsi Publik Terhadap Integritas Institusi Demokrasi" di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).
Rinciannya, Partai Golkar meraih 19,7 persen; PDIP 18,3 persen; Gerindra 13,9 persen; Hanura 6,9 persen; Demokrat 6,1 persen; PKB 4,8 persen; NasDem 4,6 persen; PAN 3,8 persen; PBB 1,4 persen dan PKPI 0,5 persen.
Di tempat yang sama, Peneliti LSN Dipa Pradipta mengatakan Golkar konsisten di atas karena Aburizal Bakrie dan partainya secara masif melakukan iklan politik. "Serangan udara yang mereka lakukan mendongrak popularitas," ujar Dipa.
Serangan udara melalui iklan lanjut dia, lebih berpengaruh dibandingkan kasus korupsi yang melibatkan kader Golkar. "Kasus korupsi kalah dengan intensitas iklan yang bisa dilihat setiap menit," ucap Dipa. (gil/jpnn)
Survei itu dilaksanakan pada tanggal 1-10 Mei 2013 dengan jumlah sampel 1.230 responden. Partai berlogo pohon beringin itu bersaing ketat dengan PDI Perjuangan.
"Golkar dan PDIP bersaing menjadi pemenang pemilu diikuti Gerindra dan Hanura," ujar Peneliti LSN Gema Nusantara saat memaparkan hasil survei bertajuk "Persepsi Publik Terhadap Integritas Institusi Demokrasi" di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).
Rinciannya, Partai Golkar meraih 19,7 persen; PDIP 18,3 persen; Gerindra 13,9 persen; Hanura 6,9 persen; Demokrat 6,1 persen; PKB 4,8 persen; NasDem 4,6 persen; PAN 3,8 persen; PBB 1,4 persen dan PKPI 0,5 persen.
Di tempat yang sama, Peneliti LSN Dipa Pradipta mengatakan Golkar konsisten di atas karena Aburizal Bakrie dan partainya secara masif melakukan iklan politik. "Serangan udara yang mereka lakukan mendongrak popularitas," ujar Dipa.
Serangan udara melalui iklan lanjut dia, lebih berpengaruh dibandingkan kasus korupsi yang melibatkan kader Golkar. "Kasus korupsi kalah dengan intensitas iklan yang bisa dilihat setiap menit," ucap Dipa. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mertua Irjen Djoko Bersaksi di Pengadilan Tipikor
Redaktur : Tim Redaksi