Generasi Milenial Diajak jadi Petani, Peternak dan Nelayan

Kamis, 17 Mei 2018 – 11:45 WIB
KuIWA Pendaringan mengajak generasi milineal untuk menjadi petani, peternak dan nelayan. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - World Resources Institute (WRI), Bank Dunia, dan UNDP telah mengingatkan ancaman krisis pangan dan bahaya kelaparan akan terjadi dalam tiga dekade mendatang. Perselisihan akibat perebutan akses sumber pangan diperkirakan memanas dan menyulut terjadinya perang di banyak tempat.

Konflik regional diduga kuat akan sulit terhindar dan memicu terjadinya banyak kematian. Sementara krisis air bersih, pemanasan global, dan iklim yang makin tak bersahabat ikut memperburuk keadaan.

BACA JUGA: Polsek di Lebak Dirusak Warga, Ini Penjelasan Kapolda Banten

Aida Syamsuhadi yang menginisiasi terbentuknya Pendaringan mengatakan kekhawatiran itu telah mendorong sejumlah anak muda milenial mengambil inisiatif mengampanyekan pentingnya kemandirian dan ketahanan pangan melalui forum Pendaringan. Mereka mendesak agar semua pihak secara serius merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi krisis pangan, yang disebut para ahli, akan sangat sulit terhindar.

Menurutnya, negara-negara yang memenuhi kebutuhan pangannya melalui kebijakan impor akan menjadi yang pertama-tama terkena dampak krisis pangan. Bahkan sepuluh tahun lebih awal dari negara-negara lainnya. Keteledoran yang dipicu oleh kebijakan impor yang serampangan bukan hanya menciptakan ketergantungan. Lebih buruk dari itu, impor yang tak terkendali akan mengganggu kedaulatan dan ketahanan pangan untuk jangka waktu yang lebih panjang.

BACA JUGA: Jokowi Akui Nelayan Masih Hadapi Banyak Masalah

“Kita semua tentu ingin Indonesia secara fundamental kukuh. Sudah saatnya kita fokus mengarahkan perhatian pada penguatan sendi-sendi ketahanan pangan. Profesi petani, peternak, dan nelayan diakui amat penting, tapi ketiga profesi ini relatif belum cukup banyak merasakan kebijakan yang berpihak. Ada sejenis kekuatan yang tak ingin Indonesia tangguh dengan membiarkan petani, peternak, dan nelayan kita tanpa aturan yang mampu melindungi, menjaga, dan merawat kesinambungan,” ujar Aida.

Sementara itu, Nur Agis Aulia, seorang peternak muda yang ikut bergabung di Pendaringan, telah menggagas penyelenggaraan Kuliah Whatsapp (KulWA) yang ditujukan bagi para petani, peternak, dan nelayan. KulWA, harap Agis, tak hanya sekadar menjadi arena diseminasi pengetahuan atau tukar informasi dari mereka yang telah berhasil menorehkan banyak prestasi di sektor pangan.

BACA JUGA: Jokowi: Nelayan Tidak Kenal Bu Susi, Kebangetan

Ia menyebut, di forum ini pula petani, peternak, dan nelayan dapat berkonsolidasi dan mengorganisasi diri untuk memperjuangkan kebijakan yang berpihak.

“Pendaringan akan kami dorong sebagai tempat untuk mengadvokasi berbagai isu yang dianggap melemahkan kehidupan petani, peternak, dan nelayan di Indonesia. Kami juga menyadari, di masa depan para petani, peternak, dan nelayan harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Digitalisasi produk pertanian, misalnya, sangat penting bagi semua pemangku kepentingan. Sekaligus juga upaya kami untuk memudahkan konsumen terhubung langsung dengan petani, peternak, dan nelayan,” tegas Agis.

Agis menerangkan, KulWA Pendaringan saat ini diikuti tak kurang dari 1.500 peserta dari kalangan petani, peternak, nelayan, mahasiswa, dan umum yang tertarik dengan dunia pangan. Di luar peserta yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, beberapa di antaranya juga berasal dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Korea, hingga beberapa negara di Timur Tengah.

Di kesempatan Kuliah WA, Agis juga menyampaikan ajakan kepada generasi milenial untuk menjalani profesi sebagai petani, peternak, dan nelayan. Melalui media sosial, dia tengah mensosialisasikan tagar #2019JadiPetaniPeternakNelayan.

Bukan tanpa alasan ia menyerukan ajakan tersebut. Agis mengatakan, selama kita masih belum mampu mengonsumsi plastik, mengunyah batu, atau menelan besi, maka selama itu pula profesi petani, peternak, dan nelayan akan selalu dibutuhkan.

“Saya ingin memberikan manfaat bagi sesama, karena itu saya mengajak kita semua jadi petani, peternak, dan nelayan,” katanya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serius, Jokowi Pengin Ikut Menangkap Buaya


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler