GeNose C19 Bukti Keberhasilan Triple Helix 

Jumat, 15 Januari 2021 – 22:10 WIB
Didampingi Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro, Menko PMK Muhadjir Effendy saat mencoba GeNose C19. Foto Humas Kemenko PMK

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam mengapresiasi para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah menciptakan GeNose C19 dalam menangani kasus pandemi di Indonesia. GeNose telah teruji secara klinis dan siap diproduksi. 

“Selama masa pandemi ini perguruan tinggi sangat sigap menghadapi tantangan selama masa pandemi. Banyak sekali karya yang dihasilkan perguruan tinggi. Tidak hanya sekadar karya yang berakhir pada aplikasi tetapi karya yang menghilir pada produksi," ujar Nizam, di Jakarta, Jumat (15/1).

BACA JUGA: Ganjar Siap Bantu Pendanaan UGM untuk Pengembangan GeNose C-19

Dia pun mengimbau dan mendorong perguruan tinggi untuk memfokuskan riset pada bidang-bidang yang terkait dengan pandemi. Baik melalui riset sosial, ekonomi, bidang kesehatan dan teknologi engineering. 

"Salah satu upaya dalam mempercepat penanganan kasus Covid-19 dengan memberikan dorongan kepada perguruan tinggi dan harapan agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain," kata Nizam.

BACA JUGA: GeNose C19 dan CePAD Bakal Jadi Pendeteksi Utama Covid-19 di Indonesia

Sementara Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menistek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, GeNose C19 menjadi bukti nyata keberhasilan Kemenristek/BRIN dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri.

GeNose C19 yang dikembangkan UGM dengan dukungan dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara, TNI AD, Polri, Kemenkes RI, dan pihak swasta antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Hikari Solusindo Sukses, PT Stechoq Robotika Indonesia, PT Nanosense Instrument Indonesia, dan PT Swayasa Prakarsa.

BACA JUGA: Akurasi GeNose C19 Mendeteksi COVID-19 Capai 93%, Cepat, Murah

“GeNose C19 merupakan wujud kolaborasi antar bidang ilmu yang sangat membantu upaya penanganan Covid-19,” tandas Menteri Bambang.

GeNose C19 bisa mempercepat tracing dan tracking dengan mendeteksi keberadaan virus melalui embusan napas di orofaring atau tenggorokan melalui metabolisme VOC (Volatile Organic Compounds) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama dengan embusan napas ke dalam kantong khusus.

Hanya dalam hitungan cepat, sesaat seseorang setelah bernapas dengan sensitifitas 90 persen, spesifitas 96 persen, akurasi 93 persen dengan PPV 88 persen dan NPV 95 persen. 

Alat pendeteksi virus GeNose C19 ini segera dirilis pada Februari mendatang. (esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler