jpnn.com - Ketua DPP Partai Gerindra Moh Nizar Zahro merespons sindiran Juru Bicara Timses Jokowi - Ma'ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir yang menganggap calon presiden Prabowo Subianto didukung Tiongkok.
Nizar mengatakan tudingan itu sebagai bentuk kelinglungan dan kelicikan berpikir. "Argumentasinya tidak bermutu. Hanya memutar-balikkan fakta. Sudah jelas pemerintahan Jokowi selama empat tahun ini sangat mesra dengan China," katanya kepada JPNN, Senin (1/10).
BACA JUGA: Resmi Jadi Gubernur, Isran Noor Beber Pesan Prabowo-Sandi
Namun ketua umum PP Satria (Satuan Relawan Indonesia Raya) ini memandang aneh ketika tiba-tiba tuduhan kedekatan itu dilayangkan kepada Prabowo, hanya gara-gara menghadiri undangan perayaan kemerdekaan ke-69 Republik Rakyat Tiongkok pada 27 September lalu di Jakarta.
Kehadiran Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada perayaan Hari Kemerdekaan Tiongkok itu menurut Nizar, hanyalah bentuk penghormatan kepada pihak pengundang. Dia memastikan Prabowo akan memenuhi undangan dari negara manapun bila memang diundang.
BACA JUGA: Tegaskan Prioritas Jokowi pada Kemanusiaan, bukan Kampanye
Sebaliknya, Nizar menyebut ada sederet peristiwa yang dapat menggambarkan kemesraan Jokowi dengan Tiongkok. Di antaranya menunjuk negara berjuluk Negeri Tirai Bambu sebagai penggarap proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Kemudian, menggadaikan tiga bank BUMN untuk menerima kucuran utang dari bank Tiongkok, mengeluarkan Perpres No 20 Tahun 2018 tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing hanya untuk mengakomodasi membanjirnya tenaga kerja dari Tiongkok ke Indonesia, dan seabrek kebijakan lainnya yang lebih pro kepada Tiongkok.
BACA JUGA: Jalan Sehat Bareng Jokowi Batal, Gantinya Doa untuk Sulteng
"Gara-gara terlalu banyaknya kebijakan pro-China itu lah maka publik menuduh rezim Jokowi sebagai China oriented," tegas Nizar.
Soal penamaan Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara, lanjut politikus Senayan ini, itu hanyalah kamuflase semata. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping pun menurutnya tidak terlalu agresif menanggapinya karena lebih fokus pada pertikaiannya dengan Filipina.
Apalagi terbukti bahwa Tiongkok masih mengucurkan pinjaman, investasi dan pekerja asingnya. Jokowi pun menyambutnya dengan mengeluarkan Perpres TKA.
"Dari tuduhan Inas, tampaknya ada upaya ingin cuci tangan dan melemparkan kesalahan kepada pihak lain. Pihak Jokowi ingin mengingkari kemesraannya dengan China, namun seabrek kebijakan pro China sulit untuk dihapus," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Mbah Moen ketika Disowani Prabowo
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam