Gerhana Matahari Cincin 29 April Penting Bagi Ahli Hisab Rukyat

Selasa, 29 April 2014 – 16:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Gerhana matahari cincin kembali disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia pada 29 April 2014. Secara global gerhana berlangsung mulai pukul 03:52:38 UT (10:52:38 WIB) sampai pukul 08:14:29 UT (15:14:29 WIB). Gerhana juga bisa disaksikan di kutub selatan dengan durasi 49 detik.

Selain di wilayah tersebut, gerhana hanya terlihat sebagai gerhana parsial, meliputi selatan Samudera Hindia, seluruh Benua Australia, pesisir selatan pulau Jawa serta Nusa Tenggara.

BACA JUGA: Nokia 220 Usung Gaya Klasik

Seperti dijelaskan Nahdlatul Ulama melalui situs www.nu.or.id gerhana matahari dimulai dari kontak awal panumbra pada pukul 10:52:38 WIB. Lalu pada pukul 12:57:35 WIB terjadi Kotak Awal Umbra.

Setelah itu terjadi tengah Gerhana pada pukul 13:03:25 WIB. Kemudian akhir Kontak Umbra pada 13:09:36 WIB dan kontak kontak akhir panumbra pada 15:14:29 WIB.

BACA JUGA: Mobil Tanpa Awak Google Bisa Mendeteksi Ratusan Objek Bersamaan

NU juga menjelaskan, meski magnitude gerhana sangat kecil dilihat dari Indonesia, momen ini sangat penting bagi pegiat hisab rukyat untuk mencroscek ketelitian sebuah perhitungan.

Dengan peristiwa gerhana bisa membuktikan perhitungan ijtimak toposentris yang tidak bisa dibuktikan jika tidak terjadi gerhana.

BACA JUGA: Penjualan Tablet Android Kalahkan iPad

"Itu karena karena posisi bulan saat ijtimak dekat dengan matahari yang intensitas ansi lumennya berjuta-juta kali dibanding illuminasi bulan, juga karena pada saat ijtima’ permukaan bulan yang bercahaya menghadap matahari sementara permukaan bulan yang tidak bercahaya menghadap bumi, sehingga permukaan bulan saat ijtima’ tidak bisa dilihat dari bumi, kecuali pada momen gerhana," jelas NU di situs resmi NU.

Proses kontak awal gerhana, tengah gerhana dan akhir gerhana matahari dilihat dari satu kota akan berbeda dengan kota yang lainnya.

NU juga menjelaskan bahwa gerhana matahari berbeda dengan Hal ini berbeda dengan gerhana bulan yang proses kontak awal, tengah dan akhir serentak untuk seluruh permukaan bumi, hanya berbeda jamnya karena faktor time zonenya saja.

"Namun sayangnya informasi gerhana matahari yang selama ini terpampang di kebanyakan kalender di Indonesia adalah masih global (geosentris), padahal perhitungan gerhana matahari model geosentris sangat jauh dari kenyataan jika diamati dari sebuah titik di permukaan bumi, selisihnya bisa 2 sampai 3 jam dengan kenyataan," jelas NU lagi. (abu/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kamera Samsung Galaxy S5 Ternyata Bermasalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler