JAKARTA - Wacana memasangkan Prabowo Subianto dengan Jusuf Kalla (JK) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 serius dipertimbangkan Partai Gerindra. Internal partai berlambang kepala garuda itu kini terus memantau perkembangan duet tersebut dalam survei-survei berikutnya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat mengatakan, alasan partainya serius menimang JK untuk disandingkan dengan Prabowo, antara lain, terkait dengan hasil survei sejumlah lembaga terakhir. Pasangan tersebut ditempatkan di posisi atas dari kemungkinan pasangan capres lain. Pasangan Prabowo-JK sangat menarik untuk diamati," ujar Martin Hutabarat, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin (4/7).
Karena itu, menurut dia, partainya akan terus melakukan survei internal secara berkala untuk mengukur elektabilitas pasangan ini hingga saat-saat menjelang pilpres.
Selain alasan elektabilitas berdasar hasil survei, partainya menganggap pasangan ini juga menarik karena perpaduan antara kedua tokoh. Perpaduan Jawa dan luar Jawa, sekaligus militer dan nonmiliter. "Selain itu, jika disandingkan dengan Prabowo, JK tidak banyak mendapat resistensi. Malah membawa harapan adanya perubahan menuju pembangunan berorientasi ekonomi kerakyatan," paparnya.
Selain itu, imbuh Martin, partainya memantau perkembangan pasangan Prabowo-Mahfud M.D. Meski masih di bawah pasangan Prabowo-JK, sesuai dengan hasil survei, elektabilitas mereka juga relatif tinggi. "Kami ikuti juga perkembangan pasangan ini, sejauh mana bisa bertahan hingga menjelang pilpres nanti," tambah anggota Komisi III DPR tersebut.
Salah satu survei yang menyebut pasangan Prabowo-JK memiliki elektabilitas yang cukup tinggi adalah riset Soegeng Sarjadi Syndicate. Survei mengungkap, kalau diduetkan dalam pilpres, pasangan Prabowo-JK punya elektabilitas tertinggi. Pasangan itu meraih 14,6 persen suara pada survei yang dilakukan dengan penelitian lapangan di 33 provinsi pada 14-24 Mei 2012 tersebut.
Selanjutnya, survei yang melibatkan 2.192 responden itu juga membeber beberapa alternatif pasangan capres dan cawapres lain. Yaitu, Megawati Soekarnoputri-JK yang berada di urutan kedua dengan dukungan 13,4 persen. Selanjutnya, berturut-turut Prabowo-Mahfud M.D. (12,4 persen), Megawati-Sri Sultan HB X (8,9 persen), JK-Dahlan Iskan (8,3 persen), dan Megawati-Mahfud M.D. (8 persen).
Anggota Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya tidak mempermasalahkan rencana Gerindra menduetkan Prabowo dengan JK. Menurut Nurul, JK bisa saja menjadi cawapres Prabowo sesuai dengan hak memilih dan dipilih yang dia miliki sebagai warga negara Indonesia. "Partai Golkar tidak berhak melarang, hanya bisa mengimbau. Jika Pak JK maju, itu hak politik beliau," ujarnya.
Jika JK maju, tentu ada konsekuensi sanksi dari Partai Golkar kepadanya. Menurut Nurul, sanksi pemberhentian bisa diberlakukan sesuai dengan mekanisme yang telah diatur. "Sanksinya pemberhentian dari partai, setelah ada pembelaan diri yang bersangkutan. Itu sih normatif saja," ujarnya.
Nurul mengakui, elektabilitas Prabowo saat ini di atas Ical yang notabene capres dari Partai Golkar. Namun, Partai Golkar meyakini bahwa elektabilitas Ical masih bisa dinaikkan hingga Pemilu 2014. "Yang penting jangan sampai turun," tandasnya. (dyn/bay/c2/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jakarta Butuh Pemimpin Religius
Redaktur : Tim Redaksi