Gibran Membangun Kebudayaan Berkelanjutan Melalui Promosi dan Kolaborasi

Oleh: Herpin Deladin

Kamis, 25 Januari 2024 – 04:08 WIB
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming saat memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jumat (17/2/2023). ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com - Kebudayaan, sebagai warisan berharga, memiliki peran krusial dalam membentuk identitas suatu masyarakat. Setiap kelompok manusia membawa ciri khas budaya yang mencakup bahasa, tradisi, seni, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan sebagai pilar utama yang memperkaya kehidupan manusia dan menciptakan keragaman indah di dunia.

BACA JUGA: Deklarsi Dukung Prabowo-Gibran, RKP 08 Ajak Pemilih yang Belum Tentukan Sikap

Pertama-tama, kebudayaan menciptakan kedalaman dan kompleksitas dalam pengalaman hidup. Bahasa, sebagai elemen integral kebudayaan, tidak sekadar alat komunikasi tetapi juga cermin pemikiran, kepercayaan, dan pandangan dunia masyarakat.

Sastra, seni rupa, musik, tarian, dan berbagai bentuk ekspresi seni lainnya menjadi sarana untuk menyampaikan makna dan emosi yang mendalam. Ini membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam terhadap kehidupan dan cara pandang yang beragam.

BACA JUGA: Silaturahmi Pemenangan Prabowo-Gibran, Inkud Bagikan Bantuan Genset

Kedua, kebudayaan memainkan peran penting dalam mempererat ikatan sosial. Tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi membentuk dasar identitas kolektif, menciptakan rasa kebersamaan di antara anggota masyarakat.

Perayaan dan upacara adat menjadi momen untuk bersatu, merayakan kehidupan, dan menghargai keberagaman. Namun, keberagaman budaya juga menantang kita untuk memahami dan menghargai perbedaan.

BACA JUGA: Komitmen Nyata Gibran Dukung Produk Lokal Indonesia & Berdayakan UMKM

Dalam era globalisasi, menjaga keanekaragaman budaya tanpa mengorbankan toleransi menjadi kunci. Penghargaan terhadap kebudayaan orang lain membuka pintu untuk dialog dan kerjasama lintas budaya yang memperkaya semua pihak.

Oleh karena itu, perlu dibangun kesadaran akan keberagaman sebagai kekayaan bersama yang memperkuat hubungan antarmanusia.

Terakhir, kebudayaan memberikan fondasi bagi perkembangan intelektual dan emosional. Pendidikan dalam konteks budaya mengajarkan nilai-nilai, etika, dan kebijaksanaan yang membentuk karakter individu.

Eksplorasi dan pemahaman terhadap seni dan sastra merangsang kreativitas, memberikan dimensi emosional yang mendalam pada kehidupan.

Menurut Ward Goodenough (1994), seorang tokoh antropologi aliran kognitif, kebudayaan mencakup pengetahuan atau keyakinan yang harus dimiliki seseorang agar ia dapat berperilaku sesuai dengan norma yang dapat diterima oleh anggota masyarakat.

Budaya, sebagai organisasi dari hal-hal dalam pikiran manusia, membentuk model-model untuk menerima, menghubungkan, dan menafsirkan fenomena material.

Dalam konteks ini, Wali Kota Solo Gibran menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kreativitas masyarakatnya untuk menjadikan Solo sebagai pusat kebudayaan yang adaptif.

Dengan keterbatasan sumber daya alam, Gibran berupaya membangun fondasi yang kuat agar Solo tidak hanya menjadi pusat kegiatan budaya sebagai upaya meningkatkan citra, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kaya akan keberagaman dan kreativitas.

Transformasi yang diusung oleh Gibran tidak hanya terfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam membangun identitas budaya yang kuat.

Strategi promosi budaya melalui acara dan festival seni menjadi salah satu langkahnya untuk menjadikan Solo sebagai daya tarik utama.

Melibatkan masyarakat dalam perayaan budaya lokal maupun internasional diharapkan menciptakan suasana dinamis dan membangun kebanggaan kolektif.

Kolaborasi dengan komunitas lokal, pelaku seni, dan sektor swasta menjadi kunci keberlanjutan acara budaya dan memastikan partisipasi yang luas.

Membuat kota sebagai pusat kegiatan budaya memerlukan komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Dengan membangun fondasi yang kuat dalam bentuk infrastruktur, pendidikan, dan promosi budaya, Solo dapat menjadi tempat di mana seni dan budaya berkembang subur, menciptakan identitas yang unik dan memikat bagi semua yang mengunjunginya.

Dalam keseluruhan, kebudayaan tidak hanya menjadi bagian dari sejarah dan identitas masyarakat, tetapi juga merupakan kekuatan dinamis yang dapat membentuk masa depan yang lebih kaya, terbuka, dan harmonis.

Melalui peran Gibran dalam mengangkat Solo sebagai pusat kegiatan budaya, kita dapat melihat bagaimana upaya bersama dapat menciptakan lingkungan yang merayakan keanekaragaman dan kreativitas, menjadikan kebudayaan sebagai fondasi pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis Adalah Alumnus Pondok Pesantren Majma’ul Bahroin


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler