jpnn.com - BALI - Calon wakil presiden bernomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menggelar kegiatan Gibran Mendengar di Denpasar, Bali pada Selasa (9/1).
Kegiatan itu merupakan kelanjutan dari upaya Gibran untuk terlibat langsung dengan masyarakat, termasuk melalui Apel & Konsolidasi Relawan di Singaraja dan Deklarasi Dukungan Relawan Arus Bawah Jokowi (ABJ) & Semeton Gibran di GOR Ngurah Rai, Denpasar.
BACA JUGA: 50 Ribu Relawan Tim Dozer Bergerak ke Akar Rumput Menangkan Prabowo-Gibran di Kalsel
Dalam kegiatan Gibran Mendengar, Gibran bertemu dengan sejumlah influencer dan pengusaha setempat.
Salah satu masukan penting datang dari Felicia Putri Tjiasaka, seorang content creator dan pendiri Ternak Uang.
BACA JUGA: Gibran Minta Sukarelawan dan Simpatisan di Bali Bekerja Keras Menangkan Paslon 2
Dia mengungkapkan kekhawatiran mengenai regulasi cryptocurrency dan NFT di Bali.
Felicia berharap Gibran dapat memperjuangkan solusi regulasi yang lebih baik untuk sektor ini, mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi oleh komunitas Crypto Hub & NFT di Bali.
BACA JUGA: Garap Laporan soal Twit Roy Suryo tentang Gibran, Bareskrim Minta Pendapat 4 Ahli
"Saya titip kepada Mas Gibran, di Bali banyak banget teman-teman dari Cypto Hub & NFT, mereka sangat kesulitan secara regulasi, semoga bisa tersalurkan aspirasinya," kata Felicia.
Sementara itu Sheila Marcia, seorang disc jockey menyampaikan keprihatinannya mengenai dominasi tenaga kerja asing dalam industri kreatif Bali, terutama di bidang DJ.
Dia menekankan pentingnya memberikan lebih banyak peluang kepada talenta lokal dan memastikan bahwa hak-hak mereka tidak tergeser oleh tenaga kerja asing.
“Kebanyakan pekerja DJ yang diutamakan WNA, apakah suratnya sudah benar? Apa ada oknum yang perlu ditertibkan. Bukan DJ aja, fotografer bahkan hingga pengajar tari Bali," kata Sheila.
"Pemuda lokal seharusnya dapat tempat dan enggak tergeser oleh para WNA ini,” imbuhnya.
Merespons masukan-masukan itu, Gibran berjanji mencari solusi untuk isu-isu yang diajukan.
"Kami pengin menjadikan Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Tercipta keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kepentingan lokal," tuturnya. (mcr8/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Kenny Kurnia Putra