Gibran Rakabuming Raka Penggerak Utama Transformasi Pariwisata Solo

Oleh: Nawir Rumakat

Kamis, 04 Januari 2024 – 21:45 WIB
Sekjen Gerakan Pemuda Mahasiswa Indonesia (GPMI) Nawir Rumakat. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com - John Urry dalam “The Tourist Gaze” (1990) menyatakan bahwa pameran budaya memiliki potensi untuk menarik minat wisatawan dengan menawarkan pengalaman autentik yang memengaruhi perspektif mereka terhadap destinasi.

Dean MacCannell dalam “The Tourist: A New Theory of the Leisure Class” (1976) juga mengemukakan bahwa pameran budaya menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengeksplorasi keaslian budaya lokal.

BACA JUGA: Budiman Sebut Prabowo-Gibran Bakal Hadirkan Sekolah Unggulan di Seluruh Indonesia

Selain itu, Mimi Sheller dan John Urry dalam “Tourism Mobilities: Places to Play, Places in Play” (2006) menjelaskan bagaimana pameran budaya terlibat dalam mobilitas wisatawan, berdampak pada pertumbuhan minat pariwisata dan ekonomi lokal.

Simon Coleman dan Mike Crang dalam “Tourism: Between Place and Performance” (2003) menyoroti pentingnya pameran budaya dalam membentuk makna budaya lokal serta identitas tempat.

BACA JUGA: TKN Fanta Luncurkan Buku Politik Gemoy: Keberpihakan Anak Muda Pada Prabowo-Gibran

Contoh suksesnya adalah Festival Kerajinan Ubud di Bali, yang tidak hanya menampilkan kerajinan unik tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan.

Dalam skala global, pameran budaya lokal menjadi bagian integral dari promosi pariwisata negara seperti Prancis, Spanyol, dan Jepang, meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan ekonomi negara tersebut.

BACA JUGA: Kasus Penembakan Sukarelawan Prabowo-Gibran di Sampang, Polda Jatim Buru Tersangka Lain

Dari berbagai sudut pandang, pameran budaya lokal mendukung sektor pariwisata melalui pengenalan warisan budaya, peningkatan citra daerah, dampak ekonomi positif, dan daya tarik wisatawan.

Kota Solo telah menunjukkan perkembangan pesat dalam sektor budaya dan pariwisata, didorong oleh prioritas pembangunan Walikota Gibran Rakabuming Raka.

Pameran seni rutin, seperti “Pameran 30 Keris” dan kegiatan seperti Solo Street Art Market serta Solo Art Market (SAM), menjadi pusat daya tarik bagi pengunjung yang ingin merasakan keunikan kota Solo.

Acara besar seperti Solo International Performing Arts (SIPA), Festival Payung Indonesia (FESPIN), dan International Mask Festival (IMF) menunjukkan upaya kota Solo dalam mengangkat seni dan budaya secara lokal dan internasional.

Kehadiran pameran seni dan budaya menjadi faktor penting dalam meningkatkan sektor pariwisata Solo. Gibran Rakabuming Raka, selain mencatat prestasi dalam pengembangan ekonomi dan kebudayaan Solo, juga berhasil merevitalisasi landmark kota dan meningkatkan daya tarik pariwisata, menjadikan Solo sebagai destinasi unggulan di Jawa Tengah.

Meskipun usianya masih muda, Gibran telah mengusung visi modernisasi kota Solo sebagai pusat budaya yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi.

Upaya ini tercermin dari keberhasilannya menghidupkan kembali Taman Budaya Sriwedari sebagai pusat pertunjukan seni wayang orang.

Ia juga turut memberikan apresiasi terhadap pekerja seni dengan memberikan insentif kepada para aktor dari Pemerintah Kota.

Selain fokus pada pengembangan budaya, Gibran juga berhasil menggerakkan sektor pariwisata di Solo, yang mulai bersaing dengan Yogyakarta.

Dengan pertumbuhan hotel yang pesat, kota ini memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi lokal, membuatnya semakin menonjol sebagai destinasi wisata di Jawa Tengah.

Prestasi ekonomi yang berhasil diukir oleh Gibran terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang konsisten meningkat. Dari angka pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya tercatat negatif, kini mencapai 6,25%.

Keberhasilan ini membuat Solo menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Jawa Tengah, yang menjadi bukti nyata kepemimpinan efektif Gibran.

Tidak hanya dalam pembangunan fisik, Gibran juga berhasil merevitalisasi beberapa landmark kota, seperti Pasar Legi dan Taman Balekambang.

Keputusannya untuk merombak Pasar Malam Ngarsopuro dan koridor Gatot Subroto pun diapresiasi, bahkan beberapa kawasan di Solo menjadi populer di platform media sosial seperti TikTok.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka tidak hanya membawa perubahan signifikan dalam pembangunan infrastruktur, tetapi juga dalam sektor pariwisata dan ekonomi, menjadikan Solo sebagai salah satu kota terkemuka dalam bidang pariwisata di Jawa Tengah.

Penulis Adalah Sekjen Gerakan Pemuda Mahasiswa Indonesia (GPMI)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler