jpnn.com, ANKARA - Playing victim alias berlagak korban jadi strategi pilihan Turki dan Swedia dalam konflik mereka yang terus memanas dan menyeret makin banyak pihak.
Sehari setelah Swedia memperingatkan warganya di Turki untuk menjauhi kerumunan, Ankara membalas dengan mengeluarkan travel advisories berisi peringatan sejenis bagi warganya di Eropa dan Amerika Serikat.
BACA JUGA: Buntut Pembakaran Al-Quran, Swedia Takut Warganya di Turki Diamuk Massa
Kemarin, Sabtu (28/1), Turki memperingatkan warganya akan kemungkinan serangan Islamofobia, xenofobia, dan rasisme di negara-negara Barat.
"Tetap bertindak tenang dalam menghadapi kemungkinan pelecehan dan serangan xenofobia dan rasis dan menjauh dari area di mana demonstrasi dapat meningkat," tulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam peringatan perjalanan tersebut.
BACA JUGA: Turki Ambil Alih Kepemimpinan Pasukan Maritim NATO untuk Satu Tahun
Kementerian mengklaim baru-baru ini telah terjadi peningkatan aksi anti-Islam dan rasisme yang mencerminkan dimensi berbahaya dari intoleransi dan kebencian agama di Eropa.
Beberapa kedutaan besar di Ankara termasuk Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Italia pada hari Jumat mengeluarkan peringatan keamanan untuk warganya di Turki yang menandai "kemungkinan serangan balasan oleh teroris terhadap tempat ibadah."
BACA JUGA: Politikus Anti-Islam di Swedia Bakar Al-Quran Lagi, Kali Ini di Depan Kedubes Turki
Kementerian luar negeri Swedia juga menyarankan warganya di Turki untuk menghindari keramaian dan demonstrasi.
Berawal dari keinginan Swedia jadi anggota NATO yang coba dimanfaatkan Turki untuk memuluskan kepentingan politiknya, perseteruan kedua negara itu akhirnya menyeret pihak-pihak tak berkepentingan setelah politikus sayap kanan asal Denmark membakar Al-Qur'an dalam unjuk rasa di Stockholm pekan lalu.
Aksi penistaan di depan Kedutaan Besar Turki tersebut menuai protes keras dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim, termasuk Indonesia. Komunitas muslim di berbagai negara pun turun ke jalan untuk berunjuk rasa.
Di saat bersamaan, pembakaran Al-Qur'an juga meluas. Kelompok sayap kanan di Belanda dan Denmark baru-baru ini telah melakukan aksi serupa. (bbc/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif