SAMPIT – Setelah daging ayam yang mengalami kenaikan, harga telur mengikuti. Di pasaran harga telur ayam dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan. Bahkan diprediksi harga itu akan terus merangkak naik hingga ramadan mendatang.
Rusmin, salah seorang pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) mengatakan secara keseluruhan harga kebutuhan pokok relatif stabl. Menurutnya untuk gula pasir dan minyak goreng tidak mengalami kenaikan. Bahkan bawang yang sempat naik kini kembali turun. Hanya saja saat ini yang nampak mencolok terjadi pada kenaikan harga telur ayam.
“Dalam tiga hari ini harga telur naik terus, tapi kenaikan harganya bukan karena BBM, tapi karena faktor cuaca. Telur masih didatangkan dari Pulau Jawa,” kata Rusmin, Rabu (19/6).
Sejak merangkak naik, pendapatan Rusmi mengalami penurunan. Saat ini harga telur ayam persetnya Rp 38 ribu dari harga biasanya sebesar Rp 35 per set. Beberapa pedagang menyebut, potensi kenaikan harga bisa terjadi pada produk buatan pabrik, seperti kerupuk, minyak goreng kemasan, mie dan tepung.
“Biasanya barang buatan pabrik yang ikut naik harga kalau BBM naik, tapi sekarang semua harga relatif tetap, kecuali menjelang Atau seminggu sebelum bulan puasa,” tambah Rusmin.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) melalui Kepala Bidang Perdagangan, Richard Siregar mengatakan, harga kebutuhan pokok di Kotim masih stabil.
“Memang ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga tapi masih relatif kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan beberapa komoditi akan terus mengalami kenaikan menjelang bulan ramadan hingga hari raya Idulfitri. Belum lagi dengan adanya kenaikan harga BBM, dan saat ini kita masih terus memantau harga pasar,” ujar Richard. (rm-61/ton)
Rusmin, salah seorang pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) mengatakan secara keseluruhan harga kebutuhan pokok relatif stabl. Menurutnya untuk gula pasir dan minyak goreng tidak mengalami kenaikan. Bahkan bawang yang sempat naik kini kembali turun. Hanya saja saat ini yang nampak mencolok terjadi pada kenaikan harga telur ayam.
“Dalam tiga hari ini harga telur naik terus, tapi kenaikan harganya bukan karena BBM, tapi karena faktor cuaca. Telur masih didatangkan dari Pulau Jawa,” kata Rusmin, Rabu (19/6).
Sejak merangkak naik, pendapatan Rusmi mengalami penurunan. Saat ini harga telur ayam persetnya Rp 38 ribu dari harga biasanya sebesar Rp 35 per set. Beberapa pedagang menyebut, potensi kenaikan harga bisa terjadi pada produk buatan pabrik, seperti kerupuk, minyak goreng kemasan, mie dan tepung.
“Biasanya barang buatan pabrik yang ikut naik harga kalau BBM naik, tapi sekarang semua harga relatif tetap, kecuali menjelang Atau seminggu sebelum bulan puasa,” tambah Rusmin.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) melalui Kepala Bidang Perdagangan, Richard Siregar mengatakan, harga kebutuhan pokok di Kotim masih stabil.
“Memang ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga tapi masih relatif kecil. Tapi tidak menutup kemungkinan beberapa komoditi akan terus mengalami kenaikan menjelang bulan ramadan hingga hari raya Idulfitri. Belum lagi dengan adanya kenaikan harga BBM, dan saat ini kita masih terus memantau harga pasar,” ujar Richard. (rm-61/ton)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Ingin Menaikan Harga BBM Secepatnya
Redaktur : Tim Redaksi