jpnn.com - SURABAYA--Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jatim Mustafa mengaku, mau tidak mau harus mengikuti ketetapan penurunan tarif angkutan yang akan diberlakukan pemda setempat.
Meski diakuinya itu cukup berat untuk dijalankan. Menurutnya, penurunan harga BBM yang menikmati adalah konsumen, bukan perusahaan kendaraan. Jika dihitung, katanya, penurunan BBM hanya sekitar 9 persen.
BACA JUGA: Bus yang tak Turunkan Tarif dapat Sanksi Ini
Sedangkan penurunan tarif antara 3,3 persen sampai 3,8 persen. Padahal komponen bus seperti onderdil, ban, oli, sopir, kondektur dan biaya komponen lainnya mengalami kenaikan harga.
"Rugi sih tidak. Tapi bagi PO (perusahaan otobus), dengan adanya penurunan BBM ternyata tidak berdampak pada keuntungan, sebab pemerintah menghendaki adanya penurunan tarif," katanya.
BACA JUGA: Listrik Padam di Nias, DPD Ancam PLN Surati Jokowi
Menurut dia, jika Organda tidak mengikuti aturan pemerintah dengan menurunkan tarif, yang menjadi korban adalah PO.
"Kalau sampai kami tidak menurunkan tarif, kami akan di-bully habis-habisan, karena media sosial saat ini suka menghakimi. Dari pada kami dibully, lebih baik kami turunkan saja," pungkasnya.(end/flo/jpnn)
BACA JUGA: Seorang Ibu: Kalau Tahu Begini, Aku Bunuh Saja Dia dari Kecil
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas Jangan Tertipu Aksi Master Fengshui Nakalan
Redaktur : Tim Redaksi