Giring Ganesha Jadi Calon Presiden 2024, Dicky Candra Syok

Rabu, 26 Agustus 2020 – 04:52 WIB
Baliho Giring jadi calon Presiden 2024. Foto: Twitter/infojakarta

jpnn.com, JAKARTA - Giring Ganesha mencalonkan diri menjadi presiden Indonesia pada 2024. Keputusan Giring tersebut mengagetkan banyak pihak, termasuk Dicky Candra.

Saking kagetnya, mantan wakil bupati Garut itu mengaku bingung ingin berkomentar apa.

BACA JUGA: Giring Jadi Calon Presiden, Ernest Prakasa Hilang Simpati ke PSI

“Ya memang bingung saya komentarinya. Kaget juga. Demi Allah baru dengar juga,” ujar Dicky, Selasa (25/8).

Dicky menyebut partai yang jadi perahu Giring yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terbilang cukup berani.

BACA JUGA: Giring Mantap Jadi Calon Presiden 2024, Ini Alasannya...

“Partai itu cukup berani mencoba membuat gerakan-gerakan terlepas dari hasilnya. Gebrakannya lumayan dari sisi pemberitaaan, alhamdulilha luar biasa. Ya, mudah-mudahan bukan strategi politik, pencitraan partai dan lain-lain, tetapi ingin mengabdi. Kalau bagian dari pencitraan semoga cepat sadar,” jelasnya.

Munculnya sosok muda yang ingin menjadi presiden sejatinya didukung Dicky sepanjang orang tersebut memiliki kemampuan.

BACA JUGA: Mulai Kehidupan Baru, Jessica Iskandar Putuskan Pindah ke Bali

“Hari ini kalau boleh jujur secara pribadi berharap tidak hanya presiden, bahkan kabinet juga banyak harus diremajakan. Baik dari sisi pola pikir dan segala macamnya. Karena sekian tahun negara kita sudah cukup teracuni pola-pola pikir kepeimpinan, pemikiran jabatan manja yang harus segera diubah dengan pikiran yang cemerlang,” bebernya.

Lalu bagaimana dengan peluang Giring untuk jadi presiden 2024?

“Saya secara pribadi enggak berani menilai, karena saya belum ngobrol banyak sama Giring. Kalau dulu saya menilai Giring belum siap, tapi itu dulu mungkin sekarang sudah siap, saya enggak tahu,” paparnya.

Pria 46 tahun ini mengaku belum banyak bisa memberikan penilaian untuk saat ini lantaran belum melihat mantan vokalis Giring Nidji tersebut 'bertarung' di dunia politik.

“Bisa dibilang syok, bisa dikatakan berlebihan kalau misalnya dia tidak memiliki ilmu sedikitpun. Tapi bisa dikatakan oke kalau bisa membuktikan pengetahuannya. Saya belum lihat dia ngomong apa, belum lihat dia ditanya panelis mana, belum teruji. Tapi kalau mau betul-betul siapkan waktu panjang pencalonan jadi tempat dia belajar. Bisa tidak jadinya pemimpin tergantung Yang di Atas,” pungkasnya.(nin/pojoksatu/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler