jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) mengumpulkan sebanyak 300 direktur bidang manajemen sumber daya manusia (SDM) perusahaan terkemuka di Indonesia pada hari ini, Sabtu (26/11/2022).
Kegiatan yang bertajuk Kolaborasi Menuju Indonesia Kompeten 2030 tersebut digelar di Kota Bogor.
BACA JUGA: Sumber Daya Manusia Unggul Solusi Pemanfaatan Potensi Bonus Demografi
Ketua Advisory Committee GNIK Achmad S. Ruky menyampaikan bahwa Top 300 HR leaders di Indonesia ini berkumpul untuk memberikan solusi bagaimana membangun SDM menuju Indonesia Emas 2045.
"Sudah saatnya praktisi manajemen SDM memikirkan lebih dari wilayah tanggungjawabnya untuk kepentingan bangsa secara luas," kata Achmad dalam kegiatan yang dibuka Direktur Umum & SDM BP Jamsostek Abdur Rahman Irsyadi.
BACA JUGA: Pelaku Penembak Mati Sopir Truk Masih Berkeliaran, Kapolda Bilang Begini
Ketua Steering Committee GNIK Yunus Triyonggo mengungkapkan peran unik GNIK dalam membangun kolaborasi menuju Indonesia Kompeten 2030.
Caranya melalui pembentukan ekosistem talenta unggul dalam identifikasi, pengembangan, sebagai agen perubahan, dan jembatan antarpemangku kepentingan; pemerintah, praktisi industri dan akademisi di bidang manajemen SDM.
BACA JUGA: KRL Anjlok di Kampung Bandan, KAI Masih Selidiki Penyebabnya
"Kontribusi GNIK dalam kegiatan ini dirupakan dalam jajak pendapat mendefinisikan karakter kepemimpinan nasional periode 2024 – 2029 yang seharusnya menjadi karakter calon pemimpin Indonesia masa depan," tutur Yunus.
Pemimpin nasional, lanjutnya, harus mampu mengantarkan Indonesia sebagai negara berkekuatan ekonomi nomor 5 terbesar sesuai analisis salah satu lembaga riset independen internasional.
Survei yang diikuti lebih dari 300 HR Top Leaders di Indonesia, menghasilkan kesimpulan 5 karakter kepemimpinan nasional yang dianggap utama. Pertama, bervisi nasional. Kedua, berkarakter kuat. Ketiga, kepemimpinan unggul.
Keempat, merespons cepat dan efektif untuk antisipasi perubahan. Kelima, komitmen untuk perkembangan dengan mengerahkan seluruh sumber daya nasional demi kemajuan dan kejayaan nasional di kancah internasional.
Pada kesempatan tersebut Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah dalam sambutannya menyampaikan kondisi ketenagakerjaan makin membaik dengan angka pengangguran menurun ke 5,86%. Namun kita semua masih harus menjawab peluang dalam menyambut puncak bonus demografi 2030.
Dia mengungkapkan tiga tantangan besar tersebut, antara lain rendahnya kualitas dan produktivitas angkatan kerja Indonesia ditandai 56% pekerja adalah lulusan SMP ke bawah. Besarnya pekerja sektor informal dan masih rendahnya TPAK Perempuan (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan).
Kedua, fenomena teknologi 4.0 yang berdampak besar pada pergeseran kebutuhan akan kompetensi dan keterampilan kerja.
ketiga, instabilitas politik dan perkonomian yang mendorong dunia ke arah krisis pangan dan resesi ekonomi global yang pasti akan dirasakan dampaknya di Indonesia.
Menteri Ida Fauziah juga mendorong agar asosiasi-asosiasi yang bergerak di bidang kompetensi, seperti GNIK dapat mendorong anggotanya terutama yang bergerak dalam bidang manajemen SDM untuk dapat mendukung kepmen ini.
Caranya dengan mewajibkan stakeholder-nya terutama karyawan/pegawai dan pimpinan di level general manager untuk mengikuti sertifikasi kompetensi sehingga kualitas SDM/tenaga kerja terjamin, diakui di tingkat nasional maupun global. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad