jpnn.com - JAKARTA - Perusahaan perlu memasukkan inisiatif industri hijau (go green) ke dalam bisnis mereka, baik itu untuk kepentingan perusahaan sendiri maupun komunitas yang dilayani.
Hal itu sesuai hasil survei Asia Pacific Nutrition Sustainability Survey 2022 yang dilakukan Herbalife Nutrition terhadap 5.500 konsumen berusia 18 tahun hingga 75 tahun di 11 negara Asia Pasifik (APAC).
BACA JUGA: Nama Erick Thohir Melejit di Survei Cawapres 2024
Dari hasil survei diperoleh data bahwa sebagian besar atau empat dari lima konsumen mengakui pentingnya kelestarian lingkungan dalam membuat keputusan terkait nutrisi.
Survei menyebutkan hampir 80 persen bersedia membayar lebih untuk membeli produk nutrisi yang mendukung kelestarian lingkungan.
BACA JUGA: HAN 2022, Herbalife Ajak Anak-Anak Panti Asuhan, Rumah Autis Bermain & Senam Virtual
Sementara, 90 persen berniat membuat pilihan nutrisi yang lebih ramah lingkungan dalam 12 bulan ke depan.
Vice President of North Asia and Member of Global Responsibility Committee Herbalife Nutrition Stella Tsai mengatakan setiap perusahaan mungkin memiliki pendekatan yang berbeda untuk menerapkan tanggung jawab sosial dan sustainability ke dalam strategi bisnis mereka.
BACA JUGA: Herbalife Nutrition Punya ASC di 2 Lokasi, Catat ya
"Dari survei yang sudah kami lakukan, ada sejumlah temuan menarik mengenai pandangan masyarakat terkait tanggung jawab sosial dan sustainability yang bisa dijadikan pertimbangan bagi suatu perusahaan dalam menentukan penerapan tanggung jawab sosial dan sustainability mereka," tutur Stella Tsai dalam pernyataan resminya, Jumat (23/12).
Stella Tsai lantas membeberkan beberapa temuan tersebut, antara lain:
1. Mengadopsi sistem pangan nabati
Penelitian mengungkapkan bahwa mengadopsi sistem pangan nabati membawa manfaat yang jelas bagi kesehatan, dan dampak positif bagi lingkungan.
"Di wilayah Asia Pasifik, survei kami mengungkapkan bahwa dua dari lima konsumen terbuka untuk makanan nabati dan tanpa daging, dengan hampir 80 persen menyebut kesehatan sebagai alasan nomor satu," ujarnya.
Transisi ke lebih banyak produksi makanan nabati akan menciptakan lebih banyak pilihan bagi konsumen dan mendorong mereka untuk makan makanan berbahan nabati.
2. Kemasan yang ramah lingkungan
Kesadaran dan permintaan konsumen juga meluas ke pemanfaatan kemasan yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil survei, enam dari 10 konsumen APAC akan memilih produk nutrisi dengan kemasan ramah lingkungan, bahkan 67 persen berencana atau siap untuk mengalihkan pilihan mereka ke merek-merek yang mengadopsi kemasan yang ramah lingkungan.
Dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kemasan produk, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan kualitas kemasan dengan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan.
“Herbalife Nutrition tengah berupaya mencapai target global termasuk menggunakan lebih banyak bahan plastik berbasis daur ulang dengan memasukan 25 persen PCR (post-consumer resin) dalam tabung kemasan Formula 1, dan akan memulai menerapkan rencana ini di beberapa pasar kami di kawasan Asia Pasifik,” terang Stella.
3. Meningkatkan dan mendukung daur ulang
Menurut Global Recycling Foundation, barang daur ulang juga dikenal sebagai ‘seventh resource’, mengurangi lebih dari 700 juta ton emisi CO2 setiap tahun. Ini diperkirakan akan meningkat menjadi satu miliar ton pada 2030.
Alasan lain untuk mendukung daur ulang adalah kesenjangan antara permintaan dan penawaran.
Sementara, permintaan untuk kemasan yang terbuat dari bahan daur ulang cukup tinggi, volume bahan daur ulang tetap lebih rendah dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan manufaktur global.
"Program Asia Pacific Simply Recycle Challenge yang kami luncurkan di 14 negara Asia Pasifik awal tahun ini menegaskan gagasan bahwa perusahaan dapat berperan aktif dalam mendorong konsumen untuk mendaur ulang," terangnya.
Stella Tsai memaparkan hasil dari Recycle Challenge selama tiga bulan sangat menggembirakan, dengan lebih dari 712 ribu tabung kemasan produk Herbalife Nutrition dikirim untuk didaur ulang kembali di akhir program.
“Meskipun bagi sebagian orang membuat perubahan dan melakukan kebaikan lebih besar di bidang lingkungan bukanlah prestasi yang mengagumkan, tetapi bagi kami sangat penting untuk mulai menata masa depan yang berkelanjutan demi kebaikan manusia dan bumi ini,” pungkas Stella Tsai. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad