Golkar DKI Cabut Dukungan ke Bamsoet, Wasekjen Era Ical Bilang Begini

Senin, 01 Juli 2019 – 16:47 WIB
Sejumlah Ketua Golkar tingkat kota di DKI Jakarta menggelar konferensi pers di Kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6) malam. Foto: Fathan Sinaga

jpnn.com, JAKARTA - Golkar se-DKI Jakarta batal mendukung Bambang Soesatyo atau Bamsoet menjadi calon ketua umum (ketum) partai berlambang Pohon Beringin di Munas pada Desember 2019.

Manuver dukungan yang diberikan oleh Ketua DPD II Golkar Jakarta Selatan Muhammad Ikhsan Ingatubun bersama Ketua DPD II se DKI Jakarta membuat kader Golkar lainnya gerah.

BACA JUGA: Wakil DPD Golkar Kepri: Dukungan pada Bamsoet Aspirasi Arus Bawah

Mantan Wasekjen era kepemimpinan Abu Rizal Bakri, H Devi Andita yang ikut pada pertemuan silaturahmi para ketua DPD II dari DKI tersebut menduga ada sesuatu di balik batalnya dukungan itu.

BACA JUGA: Suami Histeris Lihat Sang Istri Tewas dengan Kepala Pecah di Aspal

BACA JUGA: Golkar Memanas Jelang Munas, Siapa Main Kayu?

"Mereka hadir bersilaturahmi dan memberikan dukungan kepada Mas Bambang Soesatyo di kediamannya itu bukan karena Mas Bambang yang undang. Tapi mereka datang karena kesadaran inisiasi mereka sendiri. Murni kesepakatan aspirasi dan atas kesadaran mereka sendiri," ungkap Devi kepada wartawan, Minggu, (30/6).

Devi pun merasa ada yang janggal dengan sikap para pengurus kabupaten/kota se-Jakarta itu dengan menarik dukungan hanya karena belum koordinasi dengan Plt Ketua DPD I Jakarta, Rizal Mallarangeng.

BACA JUGA: Golkar se-DKI Jakarta Batal Dukung Bamsoet jadi Ketua Umum

"Pagi mendukung, eh malamnya dicabut lagi. Ada apa ini?" tanya Devi.

Devi mensinyalir ada upaya praktik tangan besi kepada kader DKI Jakarta. Menurutnya, tak mungkin teman-teman DKI tiba tiba mencabut dukungan yang diberikan sebelumnya jika tidak ada tekanan dari pimpinan di atasnya saat ini.

"Belum pemilihan, para kader baru memberikan dukungan saja sudah ditekan-tekan. Ini tanda kepemimpinan di partai saat ini tak suka riak demokrasi di internal partai. Padahal, partai Golkar adalah partai yang terbuka, demokratis dan sangat menghargai pendapat para kadernya," ujar Devi.

BACA JUGA: Golkar se-DKI Jakarta Batal Dukung Bamsoet jadi Ketua Umum

Bahkan, Devi juga menilai peristiwa tersebut (pencabutan dukungan) sebagai bentuk tirani dari kepemimpinan partai hari ini di tengah keterpurukan partai. Keterpurukan tersebut, menurut Devi, ditandai oleh penurunan jumlah kursi Di DPR RI.

Dalam konteks tersebut, menurut Devi, seharusnya DPP segera menggelar Rapimnas untuk mengevaluasi kinerja partai paska pileg dan pilpres. Jangan hanya memikirkan mempertahankan kekuasaan saja. Praktik tersebut tentu bertolak belakang dari ruh partai sejak berbenah paska kepemimpinan Orde Baru.

BACA JUGA: Peserta Gowes Nusantara 2019 di Wonosobo Membeludak

"Saya kira biarlah para kader bebas menyatakan ekspresinya, termasuk dukung-mendukung menyikapi munas. Dengan begitu, justru akan membuka pintu peluang bagi para kader terbaik partai untuk ikut berkompetisi. Dan ini akan menguntungkan partai itu sendiri," lanjutnya.

Devi berharap, Partai Golkar ke depannya perlu pemimpin yang demokratis, tidak birokratis dan mau mendengar serta memahami para anggotanya. Devi menilai hal itu ada pada Bambang Soesatyo, seorang kader yang terlahir dari masyarakat biasa.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beri Dukungan, DPD Tingkat I dan II Golkar Beber Keunggulan Bamsoet


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler