JAKARTA – Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terkait dukungan dan kepercayaan publik yang menempatkan Partai Golkar di posisi utama (18.9 persen), meninggalkan Demokrat dan PDIP, sepertinya akan menjadi tanggung jawab besar bagi semua kader partai beringin.
Pasalnya, pencapaian tersebut harus diikuti oleh kerja keras dan aktualisasi program nyata yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Demikian dikatakan Ketua DPP Golkar Ade Komarudin kepada INDOPOS (Grup JPNN), terkait hasil survey tersebut.
Menurut dirinya survei merupakan cerminan publik dalam menilai partai politik. Saya percaya dengan hasil itu karena sebuah survei memiliki pertanggungjawaban ilmiah. Di sisi lain, hasil survei juga merupakan isyarat nyata bagi partai dan seluruh kadernya untuk terus bekerja keras membangun bangsa.
“Sehingga, tidak hanya puas mendapatkan 18.9 persen seperti saat ini, tapi mengejar target yang sudah kita sepakati, yakni 30 persen dan saya yakin kami mampu meraihnya. Karena kami punya program yang nyata dan jelas, tinggal bagaimana setiap elemn di dalam partai bisa mengoalkan tujuan dari program itu,” ujar Akom, sapaan akrab Ade Komarudin, kemarin.
Lebih lajut, Akom juga menilai, beberapa variabel apa yang menempatkan Golkar di posisi pertama, antaralain karena faktor kepemimpinan Aburizal Bakrie yang bisa menularkan komitmennya pada seluruh kader untuk bisa dengan total menjalankan program-program nyata yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Salah satunya adalah program Gerakan Ayo Bangkit (GAB) Pelatihan Usaha Kecil dari Aceh hingga Papua.
”Apalagi, tahun ini merupakan tahun kekaryaan, tahun kita untuk berkarya demi seluruh rakyat Indonesia. Bisa jadi, masyarakat telah merasakan hasil karya kita,” ulas Akom.
Saat disinggung masih lamanya Pemilu 2014 sehingga raihan ini bisa berubah dan membuat Golkar bisa terlempar dari posisi pertama, bagi Ade semua bisa saja terjadi. Ya, karena Pemilu 2014 masih menyisakan waktu dua tahun ke depan, apapun bisa terjadi. Partai Golkar bisa terlempar dari posisi saat ini, tapi bisa juga semakin menguat meninggalkan partai-partai pesaingnya. Paing penting jangan membuat rakyat terluka dan marah,” tandasnya.
Sementara, Pengamat Ekonomi Politik INDEF Aviliani menilai program GAB berbeda dengan program politik yang biasa dilakukan oleh sejumlah tokoh dan partai politik yang hanya membawa kepentingan politik.
”Program Gerakan Ayo Bangkit menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Program seperti ini patut ditiru oleh tokoh maupun partai politik lain, jika mau membuktikan bahwa misi yang mereka bawa tidak hanya kepentingan politik, juga membangun kemandirian bangsa melalui program-program nyata,” ujar Aviliani.
Bahkan, Aviliani secara terbuka berani menyatakan program nyata GAB ini harus didukung berbagai pihak. Sebab, program ini bisa menjadi contoh bagaimana mendidik masyarakat dengan cara-cara yang baik dan mampu memberdayakan karena diberi pelatihan secara khusus sesuai pekerjaan masing-masing.
”Dibanding pola-pola yang selama ini kerap dilakukan sejumlah tokoh, partai politik bahkan pemerintah yang sekadar membagi-bagikan uang (money politics) untuk menarik simpati, GAB lebih mendidik,” ulas Aviliani.
Di sisi lain, Aviliani menaruh harapan terhadap program GAB ini agar tidak hanya para pelaku usaha kecil yang mendapat pelatihan. Juga mereka yang bekerja di sektor pertanian dan perikanan. Karena, kemandirian ekonomi nasional akan terwujud jika petani dan nelayan ikut terangkat harkat dan martabatnya.
”Sebenarnya, program GAB ini secara tidak langsung sudah menyentil para tokoh politik lain dan pemerintah. Karena saat ini, mereka lebih asyik dengan dunianya. Sementara, kemandirian ekonomi rakyat mereka lupakan,” ujar Aviliani. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2013 Gerindra Target Hadir di Seluruh RT
Redaktur : Tim Redaksi