Belum lagi penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang menyatakan kinerja pemerintah tidak masksimal seakan melengkapi nestapa KIB-II. "Status terkini Menpora Andi Mallarangeng, bagaimana pun, menimbulkan guncangan baru di kabinet, setelah sebelumnya kabinet diguncang oleh manuver Sekretaris Kabinet Dipo Alam," kata Bambang, Jumat (7/12).
Kata Bambang, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri sempat dibuat sangat kecewa, bahkan dipermalukan oleh para pembantu terdekatnya menyusul kontroversi pemberian grasi untuk terpidana mati kasus Narkoba Meirika Franola. "Kontroversi ini memunculkan dugaan bahwa kabinet telah disusupi sindikat narkoba," terangnya.
Karena itu, lanjut dia, cepat atau lambat mundurnya Menpora akan memaksa Presiden SBY me-reshuffle KIB-II. Dia menambahkan, reshuffle kabinet saat ini menjadi sebuah konsekuensi logis, sebab tidak elok mempertahankan menteri yang telah menyandang status tersangka kasus korupsi.
"Kalau reshuffle tidak dilakukan, sama artinya presiden menyandera kabinetnya sendiri," tegasnya. Dalam konteks pembenahan kabinet, Bambang kembali menyarankan Presiden SBY untuk introspeksi guna melakukan koreksi menyeluruh.
Acuannya adalah penilaian Kemenpan-RB tentang buruknya akuntabilitas kinerja pemerintah pusat dan daerah. "Sudah terbukti bahwa tata kelola pemerintahan tidak sebaik yang digembar-gemborkan selama ini," ungkapnya.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, presiden perlu mengharmonisasi lagi anggota kabinetnya, dan juga mengonsolidasi pemerintahan daerah, karena manajemen pemerintahan terus memburuk akhir-akhir ini. "Agar kedepan kabinet Indonesia bersatu tdk berubah menjadi Kabinet Galau," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiba di Istana, 5 Pimpinan KPK Masih Ogah Bicara
Redaktur : Tim Redaksi