Golkar Targetkan 20 Persen Suara Pemilu 2024, Mustahil atau Mungkin?

Minggu, 24 Oktober 2021 – 19:11 WIB
Lambang Partai Golkar. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Saidiman Ahmad menilai Partai Golkar berpotensi meraih 20 persen suara pada Pemilu 2024 sebagaimana target yang dicanangkan Airlangga Hartarto selaku ketua umum di parpol berlambang beringin itu.

"Saya melihat pernyataan 20 persen itu memang besar dan ambisius, tetapi bukan hal yang mustahil untuk didekati," ujar Saidiman saat dihubungi, Sabtu (24/10).

Peneliti politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu mendasari argumennya pada kondisi internal Golkar yang saat ini relatif solid.

BACA JUGA: Rita Widyasari dan Azis Awalnya Bicara tentang Golkar, Lalu Bahas Pengamanan Perkara

Selain itu, partai yang identik dengan warna kuning tersebut juga memiliki peran cukup besar dalam berbagai kesuksesan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Termasuk pemulihan ekonomi nasional dan penanggulangan Covid-19, di mana Pak Airlangga sendiri jadi ketuanya (KPCPEN, red)," lanjut Saidiman.

Prediksi bahwa Golkar akan meraih 20 persen suara pemilu mendatang juga didasari perannya dalam meloloskan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

"Jika Partai Golkar bisa  konsisten tetap solid sampai akhir, dan  tetap terdepan mengawal program-progtam pemerintahan Jokowi yang populer dan diapresiasi, bukan mustahil angka 20 persen bisa didekati, meski juga tidak mudah,” ujar dia.

BACA JUGA: Bendera Golkar Bertebaran di Surabaya, Arif Fathoni: Kami Minta Maaf

Namun, Saidiman juga mengingatkan Golkar tetap realistis dalam mengusung calon dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, Golkar yang kemungkinan akan mengusung Airlangga sebagai capres sebaiknya berkoalisi dengan partai lain. Sebab, bisa jadi Golkar akan menghadapi koalisi besar yang dipimpin Gerindra dan PDIP.n Gerindra dan PDI-P.

"Nasdem menjadi lebih mungkin berkoalisi dengan Golkar. Misalnya, Nasdem mendorong orang seperti Ridwan Kamil berpasangan dengan Airlangga, meski karakternya sama-sama teknorat," ujar Sadiman.

Menurutnya, kekuatan utama Airlangga sebagai menko perekonomian relatif diterima oleh elite. Menteri lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga tidak memiliki konflik dengan siapa pun dan bisa berkomunikasi dengan siapa saja.

"Tidak terlalu banyak bicara, tetapi bekerja dan menurut saya itu disukai oleh para elite. Terbukti di Golkar itu selama dia memimpin tidak ada goncangan yang berarti," ujarnya.

Sadiman mengakui ketiga partai besar yakni Partai PDI-P, Partai Gerindra dan Partai Golkar menjadi yang terdepan dalam pencalonan presiden dan wakil presiden Pilpres 2024.

Namun, dia juga mengingatkan bahwa keputusan partai dalam mendukung capres mungkin juga akan berpengaruh pada pilihan politik para kader.

"Di dalam survei kami, kalau suatu partai memutuskan calon yang tidak dikehendaki oleh pemilih partai itu, boleh jadi si pemilih partai ini pindah. Jadi, loyalitas pemilih terhadap partai itu, kan, rendah," ujarnya.(tan/jpnn)

BACA JUGA: Inikah Sebab Airlangga Hartarto Belum Deklarasikan Diri Jadi Capres?


Redaktur : Antoni
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler