jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor akan menggelar kongres XVI pada Jumat mendatang (2/2/2024). Uniknya, Pimpinan Pusat GP Ansor akan menggelar hajatan itu di atas Kapal Motor (KM) Kelud milik PT Pelni.
Menurut Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, peserta kongres organisasinya itu harus melalui akreditasi ketat.
BACA JUGA: Ganjar Ajak GP Ansor Menjaga Kondusivitas Jelang Pemilu 2024
“Akreditasi organisasi ini adalah tradisi baru organisasi untuk menyiapkan pemimpin dan kader GP Ansor yang telah diberi amanah dan berkomitmen melaksanakan amanah sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab,” kata Gus Yaqut -panggilan akrabnya- melalui siaran pers ke media, Senin (29/1/2024).
Gus Yaqut juga mengingatkan seluruh kader Ansor yang akan menghadiri kongres senantiasa memantapkan niat dalam berkhidmat kepada salah satu badan otonom atau banom di bawah Nahdlatul Ulama (NU) itu.
BACA JUGA: Ikhtiar Kemenag di Era Gus Yaqut Membawa Kampus Islam Menjadi Berkelas Dunia
“Draf materi kongres yang akan kami bahas didesain agar GP Ansor secara organisatoris dan kadernya siap menyokong agenda besar NU merawat jagad membangun peradaban,” kata tokoh muda nahdiyin yang juga menteri agama di Kabinet Kerja itu.
Adapun Ketua Panitia Kongres XVI GP Ansor 2024 Addin Jauharuddin mengatakan kegiatan itu akan diikuti 1.700 kader. Tema kongres tersebut ialah 'GP Ansor: Peta Jalan NU Masa Depan'.
BACA JUGA: Gus Men Pakai Seragam Banser, Presiden Jokowi: Saya Kira Danjen Kopassus
“Tema ini menggambarkan sebuah peta jalan yang mengarah pada pembangunan spiritual, sosial, dan kebangsaan, menjadikan GP Ansor sebagai garda terdepan dalam menjaga identitas keislaman dan kebangsaan Indonesia,” ujarnya.
Addin menjelaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membuka Kongres XVI GP Ansor 2024 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Setelah pembukaan itu, KM Kelud yang mengangkut peserta Kongres XVI GP Ansor langsung bergerak sejauh 210 mil laut menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Addin juga memaparkan alasan PP GP Ansor memilih menggelar kongres di atas kapal. Menurut dia, hal itu sebagai cara mengejawentahkan semangat warisan dari leluhur Nusantara yang dikenal sebagai bangsa pelaut dan pengarung samudra.
“Laut diartikan bukan sebagai pemisah antarpulau, melainkan sebagai penyatu komunitas, suku bangsa, ataupun ras yang hidup dalam satu wilayah, yaitu Nusantara,” kata Addin.(jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu Abad NU, Sekarang Banser Senang We Will Rock You
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi