Sejak mengundurkan diri dari pelatih Barcelona pada akhir musim lalu, tactician berusia 41 tahun itu memilih menghabiskan waktu bersama keluarganya di New York.
Ketika penggantinya di Barcelona Tito Vilanova harus beristirahat dari lapangan hijau karena operasi tumor kelenjar parotis, Guardiola sempat dikabarkan kembali.
Guardiola memang pulang ke Barcelona. Namun, dia pulang untuk menengok mantan asistennya itu. Manurut Laporta, dengan tipikal seperti Guardiola, dia menginginkan klub yang memberinya ruang kreatifitas luas. "Dia senang berkreasi. Dia senang memiliki kekuatan untuk menentukan semua aspek olahraga dan dia harus nyaman berada di sana," ujar Laporta.
Nah, situasi itulah yang sepertinya akan dicari Guardiola untuk destinasi barunya. PSG dan Chelsea dinilai sebagai klub yang kurang tepat bagi gaya melatih Guardiola. Sebab, tekanan dari sang pemilik di dua klub tersebut sangat kuat.
"Paris ? Saya tidak percaya mereka bisa meyakinkan Guardiola untuk melatih di sana. Saya tidak tahu bila PSG ternyata akan mengedukasi struktur organisasinya untuk Guardiola. PSG bukan klub yang tepat untuknya," jelas Laporta.
Mengacu pada pandangan Laporta, maka tim yang cocok dengan gaya melatihnya adalah tim seperti Arsenal atau United, di mana dia bisa berkuasa penuh atas semua aspek sepak bola dalam tim. Dia yang merancang akademi, merekrut pemain yang dibutuhkan, bukan melulu strategi di lapangan.
Masalahnya, Arsenal dan United sudah pakem dengan manajernya masing-masing. Arsene Wenger telah berkuasa di Arsenal selama 16 tahun dan Ferguson lebih lama lagi, 26 tahun. (ham/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beredar Kabar, IPL dan ISL Terancam Batal
Redaktur : Tim Redaksi