Gubernur Aceh : Ini Masalah Sensitif

Rabu, 17 April 2013 – 18:06 WIB
JAKARTA - Gubernur Aceh Zaini Abdullah akhirnya memenuhi panggilan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/4).  

Ia datang menemui Presiden untuk membahas masalah qanun tentang bendera dan lambang Aceh Darusallam yang selama beberapa pekan terakhir ini menjadi polemik.

Pertemuan ini dilangsungkan secara tertutup dan jadwalnya tanpa diketahui media massa sebelumnya.

“Kami bertemu dengan Presiden dan Mensesneg Sudi Silalahi. Banyak hal yang kami bahas. Kami memberikan pandangan sama seperti yang kami sampaikan sebelumnya pada  Mendagri dan Menkopolhukam,” ujar Zaini di kompleks Istana usai bertemu Presiden.

Usai pertemuan, Zaini enggan membeberkan hasil pembicaraan dengan presiden terkait qanun dimaksud.

Ia menyatakan Presiden mendengar apa yang ia sampaikan mengenai masalah itu. Namun ditanya bagaimana respon Presiden enggan pula ia ungkapkan.

Menurut Zaini, Pemda Aceh  bersama Pemerintah Pusat masih akan mengadakan pertemuan lanjutan untuk membahas qanun bendera itu.

“Saya kira ini tidak perlu saya berikan komentar di sini. Saudara-saudara tahu ini hal yang sensitif. Kita mencoba mencari solusi. Ingat saja peristiwa di Aceh sudah cukup lama sampai 20 tahun tapi bisa kita selesaikan dalam waktu 6 bulan. Kalau soal ini kenapa tidak bisa. Insya  Allah,” paparnya.

Selain membahas qanun, kata Zaini, bersama Presiden ia membahas masalah pembangunan  di Aceh. Pemerintah Aceh, kata dia, menginginkan kemajuan di bidang ekonomi.

Selain itu, ia mengaku sudah melaporkan adanya pembangunan lima rumah sakit besar di Aceh. Itu, kata dia, menunjukkan bahwa Aceh saat ini masih terus berkembang.

“Sisanya saya sudah memberikan laporan secara tertulis pada Presiden,” tandas Zaini. (flo/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Folback 9 Artis

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler