JAKARTA - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengatakan sangat mendukung masuknya investasi sektor kelautan dan perikanan di wilayahnya.
"Kami amat sangat mendukung masuknya investasi sektor kelautan dan perikanan di Sumatera Barat. Berbagai regulasi dan kebijakan daerah untuk memudahkan proses investasi sudah kami siapkan," kata Irwan Prayitno, kepada JPNN, di Jakarta, Sabtu (6/7).
Selain pembenahan internal, lanjut Irwan, seluruh kabupaten dan kota juga diminta pro-aktif mendatangi calon investor nasional dan mengajak mereka untuk ke Sumbar. "Kita tidak pasif. Kita telah datangi banyak pihak agar ini bisa jadi dayatarik berinvestasi di Sumbar.," ungkap politisi Partai PKS itu.
Dia menjelaskan, belum maksimalnya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan disebabkan ada keterbatasan infrastruktur dan regulasi yang belum memberikan kenyamanan serta belum kondusifnya masyarakat dalam berinteraksi dengan investor.
"Kami selaku kepala daerah sudah berupaya untuk membenahi semua kekurangan tersebut. Kalau nantinya di lapangan masih ditemukan berbagai kendala, silakan sampaikan ke kami apa adanya dan pasti kami akomodasi untuk perbaikan," harap dia.
Intinya, segala persoalan akan kami dampingi untuk menyelesaikannya dengan harapan semoga semua berjalan baik dan potensi kelautan luar biasa di Sumbar ini bisa sebesar-besarnya untuk menyejahterakan masyarakat dan membawa manfaat bagi bangsa ini, imbuhnya.
Diakuinya, untuk optimalisasi eksploitasi sumberdaya kelautan, APBD provinsi, kabupaten dan kota di Sumbar sangat minim. "Kami hanya punya dana untuk stimulan bagi masyarakat. Itu sifatnya pendampingan. APBD kami tak akan mungkin mengaver potensi di laut.
Dijelaskannya, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sudah menetapkan Sumbar sebagai provinsi sentra Tuna Indonesia dan mendorong terlaksananya industrialisasi perikanan.
"Tahun 2012 produksi ikan dari Sumbar tercatat 197.460,2 ton dari sumber potensi sebanyak 565 ribu ton. Itu terdiri dari tuna, tongkol, cikalang, pelagis kecil, kerapa lobster dan teripang, di luar ikan budidaya antara lain ikan mas, gurame, lele, patin nila," ujar mantan anggota DPR itu.
Salah satu daerah yang kini sudah berlangsung proses industrialisasi kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Pesisir Selatan dan kini menjadi daerah binaan budidaya kerapu Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Saat ini sejumlah investor nasional sudah beroperasi di Pesisir Selatan. Bahkan ada sejumlah pengusaha tambang darat pindah ke sektor kelautan," imbuh Irwan Prayitno. (fas/jpnn)
"Kami amat sangat mendukung masuknya investasi sektor kelautan dan perikanan di Sumatera Barat. Berbagai regulasi dan kebijakan daerah untuk memudahkan proses investasi sudah kami siapkan," kata Irwan Prayitno, kepada JPNN, di Jakarta, Sabtu (6/7).
Selain pembenahan internal, lanjut Irwan, seluruh kabupaten dan kota juga diminta pro-aktif mendatangi calon investor nasional dan mengajak mereka untuk ke Sumbar. "Kita tidak pasif. Kita telah datangi banyak pihak agar ini bisa jadi dayatarik berinvestasi di Sumbar.," ungkap politisi Partai PKS itu.
Dia menjelaskan, belum maksimalnya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan disebabkan ada keterbatasan infrastruktur dan regulasi yang belum memberikan kenyamanan serta belum kondusifnya masyarakat dalam berinteraksi dengan investor.
"Kami selaku kepala daerah sudah berupaya untuk membenahi semua kekurangan tersebut. Kalau nantinya di lapangan masih ditemukan berbagai kendala, silakan sampaikan ke kami apa adanya dan pasti kami akomodasi untuk perbaikan," harap dia.
Intinya, segala persoalan akan kami dampingi untuk menyelesaikannya dengan harapan semoga semua berjalan baik dan potensi kelautan luar biasa di Sumbar ini bisa sebesar-besarnya untuk menyejahterakan masyarakat dan membawa manfaat bagi bangsa ini, imbuhnya.
Diakuinya, untuk optimalisasi eksploitasi sumberdaya kelautan, APBD provinsi, kabupaten dan kota di Sumbar sangat minim. "Kami hanya punya dana untuk stimulan bagi masyarakat. Itu sifatnya pendampingan. APBD kami tak akan mungkin mengaver potensi di laut.
Dijelaskannya, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sudah menetapkan Sumbar sebagai provinsi sentra Tuna Indonesia dan mendorong terlaksananya industrialisasi perikanan.
"Tahun 2012 produksi ikan dari Sumbar tercatat 197.460,2 ton dari sumber potensi sebanyak 565 ribu ton. Itu terdiri dari tuna, tongkol, cikalang, pelagis kecil, kerapa lobster dan teripang, di luar ikan budidaya antara lain ikan mas, gurame, lele, patin nila," ujar mantan anggota DPR itu.
Salah satu daerah yang kini sudah berlangsung proses industrialisasi kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Pesisir Selatan dan kini menjadi daerah binaan budidaya kerapu Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Saat ini sejumlah investor nasional sudah beroperasi di Pesisir Selatan. Bahkan ada sejumlah pengusaha tambang darat pindah ke sektor kelautan," imbuh Irwan Prayitno. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gudang Terbakar, 20 Ton Gabah Ludes
Redaktur : Tim Redaksi