Gubernur Sulsel Lolos dari Aksi Bom

Bom Mandala Mirip Jaringan Poso

Senin, 12 November 2012 – 13:28 WIB
MAKASSAR - Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) nyaris menjadi korban teror bom bersama ribuan warga Makassar usai mengikuti jalan santai yang diselenggarakan DPD II Partai Golkar Makassar, Minggu  11 November.

Aksi teror terjadi saat Syahrul bernyanyi di atas panggung bersama peserta Jalan Santai Bersama Komandan, di depan Monumen Mandala. Tiba-tiba, ada seorang pemuda melemparkan benda padat yang diduga bom rakitan berdaya ledak tinggi ke arah Ketua DPD Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo bersama elite parpol Golkar lainnya.
   
Beruntung, bom yang dilempar pelaku yang memiliki tiga nama berbeda, yaitu, Lukman Rahim alias Kristin Markustius alias Awaluddin, tidak meledak. Kejadian ini spontan mengundang reaksi peserta gerak jalan santai lainnya.

Warga yang identitasnya beralamat Dusun Kandotanete, Salumaka, Mambi, Kabupaten Mamasa, itu menjadi bulan-bulanan peserta yang berang. Wajahnya babak belur dihajar massa. Bibirnya bengkak, dan terdapat beberapa luka lainnya. Petugas kepolisian yang sudah berada di lokasi segera mengamankan pelaku. Massa yang semakin banyak membuat petugas segera mengambil keputusan untuk segera membawa pelaku ke Polrestabes Makassar.
   
Saat dilakukan penggeledahan, selain bom rakitan, juga ditemukan senjata api jenis revolver kaliber 38 dan lima butir peluru serta beberapa kartu identitas lainnya. Untuk nomor seri senpi sudah dihapus. Berat benda (bom rakitan) 2 ons, isi serbuk TNT, paku 5 centimer. Bom “rakitan ini jenisnya high explosive," kata Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Endi Sutendi seperti yang dilansir FAJAR (JPNN Group), Senin (12/11).
   
Melihat dari jenis bom yang digunakan pelaku, papar Endi Sutendi, tidak tertutup kemungkinan jika pelaku merupakan jaringan teroris. Sebab, data yang diperoleh dari Den Gegana Brimob Polda Sulsel diketahui jika bom yang digunakan sangat mirip dengan bom yang digunakan para pelaku teror di Poso, Sulawesi Tengah.
   
Karena itu, sambung dia, Polda Sulsel akan mengkoordinasikan dengan Ditreskrimum Polda Sulsel, dan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Melalui koordinasi tersebut, diharapkan akan ditemukan data yang memang sinkron dengan data-data yang dimiliki Densus 88 AT, terkait jaringan teroris yang sudah ada sebelumnya.
   
Kapolrestabes Makassar, Kombes J Wisnu Sandjaja mengatakan, sejauh ini pihaknya masih terus melakukan pendalaman atas kasus tersebut. Khususnya untuk mengungkap jaringan pelaku yang ada di daerah ini. "Ada dua orang yang diduga sebagai pelaku masih dalam pencarian," sebut mantan Dir Ditbinmas Polda Sulsel ini.
   
AKBP Endi Sutendi menambahkan, terjadinya insiden tersebut tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat situasi kamtibmas di Kota Makassar, khususnya di Sulsel menjadi tidak kondusif. “Meski begitu, kita bersyukur pelaku tersebut segera dapat ditangkap petugas,” ujarnya.

Juga, sambung mantan Wakapolrestabes Makassar ini, dari kejadian ini pihaknya berharap agar seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dininya serta daya tangkalnya terhadap peristiwa yang sama dan berpotensi terjadi terutama ketika berada di tempat-tempat keramaian dan tempat lainnya.
   
"Polda Sulsel sudah melaksanakan upaya pencegahan masuknya pelaku teror. Preventif, semuanya dilakukan. Dari kasus ini, akan menjadi pertimbangan tersendiri untuk meningkatkan pengamanan di setiap acara kandidat bakal gubernur Sulsel. Masih kita dalami apa yang menjadi motif dan kenapa harus di acara itu," tandasnya.
   
Terkait kabar yang beredar jika pelaku merupakan orang suruhan dan dibayar Rp500 ribu untuk aksinya, menurut, Endi Sutendi, pihaknya masih mendalami kasus itu. "Masih kita dalami. Jadi, kami belum bisa memastikan apakah itu orang suruhan atau bukan," tandasnya.

Di sela-sela konferensi pers yang digelar Polrestabes Makassar, tim detasemen khusus kembali menangkap seorang rekan pelaku berinisial AA. Dia ditangkap di Jalan Masjid Raya. Dari tangannya ditemukan sepucuk senjata jenis FN. Meski begitu, penangkapan itu luput dari kalangan pers. Keberadaan pelaku juga belum diketahui secara pasti. Informasi yang diperoleh, tim berlambang burung hantu ini juga melakukan penyisiran di Jalan Cenderawasih.
   
Terkait informasi tersebut, Kasat Brimob Polda Sulsel, Kombes Ramdani Hidayat, membantah jika tim densus telah melakukan penangkapan terhadap tiga orang terduga teroris. "Tidak. Dua orang. Untuk sementara diamankan tim Densus dan akan dibawa ke Brimob Polda Sulsel. Tapi, mohon maaf demi kepentingan penyelidikan tidak akan kami ekspose terkait penyelidikannya," tandasnya.
   
Ramdani tidak membantah, jika kedua terduga teroris itu akan segera dibawa tim Densus ke Jakarta. "Iya, akan dibawa. Tidak lama, sesegera mungkin," jelasnya.

Tim Hukum pasangan Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu'mang (Sayang), Amirullah Tahir saat menggelar keterangan pers di SYL Media Center, kemarin mengatakan upaya tersebut merupakan upaya pembunuhan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Karena sudah jelas membawa pistol atau senjata api, kemudian sempat melemparkan ke arah pak gub," jelas Amirullah didampingi Juru Bicara Sayang Maqbul Halim dan Koordinator Keamanan Jalan Santai With Komandan Juniar Arge.
   
Baik Amirullah maupun Maqbul Halim sama-sama meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas siapa pelaku dan dalang dari aksi terorisme tersebut.  "Kami mohon kepada pihak kepolisian supaya bisa melakuan pengusutan secara cepat. Dan ini juga memberikan bukti bahwa sudah saatnya para kandidat mawas diri beserta timnya," kata Amirullah.

Maqbul mengatakan, timnya sudah memastikan bahwa pelaku mengincar Syahrul sebagai sasarannya. Sebab, jika target pelaku hanya membuat massa resah dan massa kocar-kacir, mereka bisa melakukan di saat massa sedang jalan santai. (abg/sil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nangka Mirip Manusia Gegerkan Warga

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler