jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Provinsi Sumatera Barat Mahyeldi mengimbau petani untuk menggunakan pupuk organik.
Dia juga mendorong sektor pertanian tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan meminimalisir penggunaan pupuk kimia dalam usaha tani atau budidaya tanaman.
"Optimalkan produksi pupuk organik melalui pengembangan dan pemanfaatan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang ada di Sumatera Barat," kata Gubernur Mahyeldi dalam imabauannya yang diterima media di Jakarta, Sabtu (19/2).
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Melonjak, Jubir Satgas Sumbar Lakukan Isoman
Selain itu, Mahyeldi menyarankan masyarakat untuk tidak membakar jerami.
Hal itu karena jemari bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos serta mengembalikannya ke lahan.
BACA JUGA: Pemprov Sumbar Bentuk Nagari Ramah Harimau, Ini Tujuannya
"Memanfaatkan limbah pertanian (Pangan, sayuran, buah-buahan, perkebunan dan tanaman lainnya) sebagai bahan baku pengomposan atau produksi pupuk organik (kompos)," katanya.
Selain itu, Mahyeldi menilai masyarakat bisa memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik dalam bentuk padat maupun cair.
"Demikianlah imbauan ini agar menjadi perhatian dan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya," ucap Gubernur Sumbar itu.
BACA JUGA: Wagub Sumbar: Situasi Sudah Terkendali, Korban Telah Didata
Senada dengan hal tersebut, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebelumnya mengatakan ingin para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari yang telah beredar saat ini.
“Hasil pertanian nonpestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” jelas Mentan SYL.
Menurutnya, para petani akan diberi pelatihan oleh para penyuluh untuk memproduksi pupuk secara baik.
“Tinggal diajarkan bagaimana mengumpul kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran penyuluh untuk mengajarkan,” tegas Mentan.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia