jpnn.com, PADANG - Geliat pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) sedang menurun. Bahkan, laju pembangunan hotel tak sebanding dengan kunjungan wisatawan asing.
Hingga akhir tahun 2016, hanya terdapat 374 hotel di Sumbar. Sebanyak 58 unit di antaranya kategori berbintang dan 326 lainnya non-bintang.
BACA JUGA: FCS 2017 Hadirkan Jejak Sejarah Melayu di Crossborder
“Jumlah hotel di Minangkabau tidak sampai sepertiga dari jumlah hotel di kawasan Nusa Tenggara Barat ataupun di Bali. Di NTB, hotelnya mencapai 900-an, sedangkan di Bali mencapai 2.000 lebih. Jauh sekali bedanya,” keluh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, dihadapan Menteri Pariwisata Arif Yahya dan Kepala BKPM Thomas Lembong, saat Regional Investment Forum (RIF) 2017, di Hotel Grand Inna, kemarin.
Gubernur juga mengeluhkan menurunnya tingkat kunjungan wisatawan asing. Tahun 2016 misalnya, jumlah wisatawan asing bertandang ke Sumbar hanya mencapai 46.000. Padahal, tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan mencapai 48.000.
BACA JUGA: 354 Wisman dari 9 Negara Terpukau Nongsa Carnival 2017
“Kami berharap, keelokan alam Sumbar ini dapat memancing minat investor yang hadir dalam RIF 2017 ini, untuk berinvestasi. Sehingga, penataan dan kesempurnaan objek wisata dapat lebih dioptimalkan,” harap Irwan.
Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan, kegiatan RIF ini adalah satu bentuk upaya Presiden Joko Widodo mengembangkan sektor pariwisata. Setidaknya, hingga tahun 2019, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang per tahun dan 275 wisawatan Nusantara.
BACA JUGA: Promosi Cross Border Batam-Bintan Goda Malaysia-Singapura
“Dengan menjadi tuan ruman RIF 2017 ini, Sumbar kian berbenah dan diincar investor,” katanya.
Arif Yahya menyebutkan, investasi diperlukan dalam sektor pariwisata. Sebab, hal itu tidak sekadar menunjukkan kepercayaan dunia usaha terhadap pertumbuhan yang dicapai sektor usaha. “Namun, juga menjadi game changer di tengah persaingan negara-negara dalam menarik wisatawan,” ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan tiga destinasi pariwisata prioritas “dijual” senilai Rp 39 triliun pada investor dalam nominal tersebut ditawarkan untuk mendukung beberapa proyek pengembangan tiga pariwisata prioritas. Yakni; Danau Toba, Borobudur, dan Tanjung Kelayang.
“Sebetulnya ada delapan destinasi di Indonesia yang ditawarkan dalam RIF 2017. Enam di antaranya destinasi prioritas. Dua di antaranya berada di Sumbar, masing-masing, kawasan wisata terpadu Gunung Padang dan wisata bahari pantai Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan. Dari 6 destinasi prioritas ini, tiga destinasi yang ditawarkan Rp39 triliun itu telah memiliki proyek-proyek ready to offer,” bebernya.
Meski begitu, lanjut Lembong, 5 destinasi lainnya juga tak kalah menarik dari 3 destinasi yang siap ditawarkan tersebut. “Misalnya Padang yang memiliki destinasi tak kalah cantik, indah dengan lokasi lainnya di Indonesia. Ini juga pantas segera dikembangkan. Apalagi, Sumbar juga sudah kian berbenah dan menggenjot potensi pariwisatanya,” kata Thom. (rch)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Progress Bandara Silangit International Jelang Diresmikan
Redaktur & Reporter : Budi