JAKARTA - Acara kompetisi menyanyi sempat marak di Indonesia beberapa tahun silam. Belakangan, show berformat serupa kembali bermunculan, namun dalam kemasan berbeda. Setelah The X Factor, kini ada The Voice.
Armand Maulana, Glenn Fredly, Sherina, dan Giring Nidji ditunjuk menjadi juri untuk acara yang tayang mulai 10 Februari mendatang tersebut. Mereka gugup karena juga dituntut berkompetisi.
Saat ini, empat juri itu memasuki taping blind audition. Ada 150 orang yang terpilih dari lima kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Makassar.
Setiap hari ada 30 peserta yang menjalani blind audition tersebut di depan para coach, sebutan untuk juri. Disebut blind audition karena mereka harus menilai peserta dari suaranya saja. Jika suka, mereka baru memencet tombol dan melihat peserta.
Masalahnya, ketika sudah suka dengan suara peserta tersebut, coach harus mempromosikan diri agar peserta itu mau masuk dalam timnya untuk dilatih agar menang dalam final nanti.
"Baru sadar kalau coach-nya juga harus berkompetisi itu setelah diajak gabung. Akhirnya, malah coach-nya jadi ikutan nervous," ujar Armand Maulana ketika ditemui pada hari kedua taping kemarin di Daan Mogot, Jakarta.
Dia lantas bercerita, ketika hari pertama syuting, mereka berempat bersamaan memencet tombol saat ada seorang peserta yang menyanyi. "Udah deh, kalau begitu, saya langsung dagang kecap nomer satu di dunia. Biar dia masuk ke tim saya," lanjut suami Dewi Gita itu lantas tersenyum. Dia mengaku sudah familier dengan acara tersebut. Namun, ketika melakoni sendiri, rasanya berbeda.
Sherina menambahi komentar Armand. Selama ini dirinya tidak pernah mempromosikan diri sendiri. "Biasanya nyanyi, sekarang harus ngomong semenarik mungkin supaya peserta itu masuk tim kita," katanya.
Masing-masing coach harus memilih 12"15 orang untuk masuk dalam tim mereka. Karena itu, semua harus memiliki strategi. Ada coach yang pada hari pertama langsung "ganas" mengambili peserta untuk masuk timnya seperti Glenn. Ada juga yang begitu hati-hati seperti Sherina.
Deputi Direktur Program dan Produksi Indosiar Indra Yudhistira pun kemudian mengingatkan coach agar tidak terlalu terburu-buru. Sebab, masih ada 120 peserta lain yang belum mereka dengarkan suaranya. "Jangan sampai syuting hari pertama terus langsung milih 15 orang. Masih banyak peserta lain yang suaranya juga keren-keren," kata Indra.
Lain lagi dengan Giring Nidji. Beberapa kali dia gagal merebut hati peserta. Sebab, peserta yang dia inginkan malah memilih coach lain.
"Bingung juga mau ngomongnya gimana. Secara di antara mereka bertiga, saya yang paling junior di industri musik. Armand, Sherina, dan Glenn kan udah lebih dulu jadi penyanyi dan musisi sebelum saya. Mereka ngomongnya lebih jago. Aduh, mesti ngomong apa lagi nih biar pesertanya tertarik," ungkapnya lalu tertawa.
Namun, akhirnya ada juga peserta yang mau bergabung dengan timnya. "Akhirnya, pas hari pertama, ada yang mau ikut saya. Seneng banget," lanjutnya.
The Voice, acara kompetisi menyanyi yang dibuat John De Mol (pendiri Talpa Media, Red), seorang TV personality dari Belanda, itu sukses mendunia. Franchise acara tersebut kemudian dibeli banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. (jan/c5/any)
Armand Maulana, Glenn Fredly, Sherina, dan Giring Nidji ditunjuk menjadi juri untuk acara yang tayang mulai 10 Februari mendatang tersebut. Mereka gugup karena juga dituntut berkompetisi.
Saat ini, empat juri itu memasuki taping blind audition. Ada 150 orang yang terpilih dari lima kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Makassar.
Setiap hari ada 30 peserta yang menjalani blind audition tersebut di depan para coach, sebutan untuk juri. Disebut blind audition karena mereka harus menilai peserta dari suaranya saja. Jika suka, mereka baru memencet tombol dan melihat peserta.
Masalahnya, ketika sudah suka dengan suara peserta tersebut, coach harus mempromosikan diri agar peserta itu mau masuk dalam timnya untuk dilatih agar menang dalam final nanti.
"Baru sadar kalau coach-nya juga harus berkompetisi itu setelah diajak gabung. Akhirnya, malah coach-nya jadi ikutan nervous," ujar Armand Maulana ketika ditemui pada hari kedua taping kemarin di Daan Mogot, Jakarta.
Dia lantas bercerita, ketika hari pertama syuting, mereka berempat bersamaan memencet tombol saat ada seorang peserta yang menyanyi. "Udah deh, kalau begitu, saya langsung dagang kecap nomer satu di dunia. Biar dia masuk ke tim saya," lanjut suami Dewi Gita itu lantas tersenyum. Dia mengaku sudah familier dengan acara tersebut. Namun, ketika melakoni sendiri, rasanya berbeda.
Sherina menambahi komentar Armand. Selama ini dirinya tidak pernah mempromosikan diri sendiri. "Biasanya nyanyi, sekarang harus ngomong semenarik mungkin supaya peserta itu masuk tim kita," katanya.
Masing-masing coach harus memilih 12"15 orang untuk masuk dalam tim mereka. Karena itu, semua harus memiliki strategi. Ada coach yang pada hari pertama langsung "ganas" mengambili peserta untuk masuk timnya seperti Glenn. Ada juga yang begitu hati-hati seperti Sherina.
Deputi Direktur Program dan Produksi Indosiar Indra Yudhistira pun kemudian mengingatkan coach agar tidak terlalu terburu-buru. Sebab, masih ada 120 peserta lain yang belum mereka dengarkan suaranya. "Jangan sampai syuting hari pertama terus langsung milih 15 orang. Masih banyak peserta lain yang suaranya juga keren-keren," kata Indra.
Lain lagi dengan Giring Nidji. Beberapa kali dia gagal merebut hati peserta. Sebab, peserta yang dia inginkan malah memilih coach lain.
"Bingung juga mau ngomongnya gimana. Secara di antara mereka bertiga, saya yang paling junior di industri musik. Armand, Sherina, dan Glenn kan udah lebih dulu jadi penyanyi dan musisi sebelum saya. Mereka ngomongnya lebih jago. Aduh, mesti ngomong apa lagi nih biar pesertanya tertarik," ungkapnya lalu tertawa.
Namun, akhirnya ada juga peserta yang mau bergabung dengan timnya. "Akhirnya, pas hari pertama, ada yang mau ikut saya. Seneng banget," lanjutnya.
The Voice, acara kompetisi menyanyi yang dibuat John De Mol (pendiri Talpa Media, Red), seorang TV personality dari Belanda, itu sukses mendunia. Franchise acara tersebut kemudian dibeli banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. (jan/c5/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angel Pieters Tolak Main Sinetron
Redaktur : Tim Redaksi