jpnn.com, JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membeberkan penyebab kuatnya gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat pada hari ini, Rabu (8/5), sekitar pukul 13.32 WITA atau 12.32 WIB.
Badan Geologi dalam keterangan resminya menyatakan endapan kuarter dan bebatuan berumur pra tersier serta tersier yang telah mengalami pelapukan memperkuat efek guncang gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat.
"Pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated), dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi," demikian pernyataan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Gempa Bumi Berkekuatan 5,8 Magnitudo di Mamuju Terasa Hingga Kaltim
Gempa dengan magnitudo 5,8 mengguncang Sulawesi Barat yang berpusat di 43 kilometer barat daya Mamuju.
Lokasi berada di 2,74 derajat lintang selatan dan 118,54 derajat bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Kabupaten Mamuju dan sekitarnya Provinsi Sulawesi Barat.
Berdasarkan analisis Badan Geologi, wilayah itu pada umumnya merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur pra tersier (terdiri dari batuan metamorf, meta sedimen), tersier (terdiri dari batuan sedimen, batu gamping, gunung api), dan endapan kuarter (terdiri dari endapan pantai dan aluvial).
Sebagian batuan berumur pratersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan.
Morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah tersebut.
Kejadian gempa bumi merusak 15 Januari 2021 lalu memicu terjadinya gerakan tanah tipe jatuhan batu yang menutup jalan Trans Sulawesi dengan material bongkahan batu gamping.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, mekanisme sesar mendatar dengan komponen naik.
Sulawesi Barat secara umum didominasi oleh struktur geologi berupa jalur lipatan dan sesar naik berarah relatif utara – selatan. Sesar naik itu tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar.
Jalur sesar naik tersebut berasosiasi dengan lipatan yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik itu diperkirakan menerus ke arah darat. (antara/jpnn)
BACA JUGA: Teknologi Rumah Tahan Gempa, Kemenperin Tingkatkan Kemampuan Industri Dalam Negeri
BACA JUGA: Gempa 5.0 SR Guncang Manokwari, Warga Sampai Kaget
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul