jpnn.com, DENPASAR - Antisipasi terhadap kemungkinan erupsi Gunung Agung di Bali terus dilakukan.
Tenda-tenda di titik-titik pengungsian telah didirikan. Dapur-dapur umum dan berbagai kendaraan untuk mengevakuasi warga juga sudah disiapkan.
BACA JUGA: Gunung Agung Siaga, Karangasem Darurat Bencana
Satuan TNI dari Bekang IX-44-03 Denpasar kemarin sudah memasang tenda peleton di Kecamatan Manggis, Kabupaten Krangasem.
Seperti ditulis Jawa Pos Radar Bali, tenda besar itu dipasang di dua tempat.
BACA JUGA: Status Gunung Agung Siaga, Warga Mengungsi
Yang pertama di Lapangan Umum Ulakan. Satunya lagi di Pasar Seni Manggis.
"Awalnya di Lapangan Ulakan dan Pasar Manggis, masing-masing dua tenda. Sekarang kami tambah masing-masing satu tenda," ujar Komandan Bekang Letkol CBA M. Safei kepada Jawa Pos Radar Bali.
Status Gunung Agung sampai kemarin masih siaga alias level III.
Menurut Safei, pemasangan tenda itu merupakan bentuk antisipasi kalau terjadi peningkatan status dan diikuti pengungsian masal.
Sebelumnya juga dipasang tiga tenda di Lapangan Puputan Klungkung. Tiga tenda yang sama dipasang pula di Lapangan Sami Renteng, Buleleng.
Selain itu, disiapkan dapur umum. Bekang juga menyiapkan lima truk kapasitas 5 ton yang bersiap mengevakuasi warga kalau diperlukan.
Kemarin sore sempat dilaporkan aktivitas vulkanis berupa gempa di Dusun Junggul, Besakih, sekitar pukul 18.00.
Warga pun diminta siap siaga. Namun, tidak panik. Tetap tenang.
Di Klungkung, yang dilakukan tidak hanya menyiapkan tenda dan tempat, tapi juga digelar rapat koordinasi dengan para perbekel dan lurah se-Kecamatan Klungkung.
Rapat di kantor kecamatan itu dihelat untuk menginformasikan berbagai hal yang harus dilakukan para perbekel dan lurah dalam mengarahkan warga.
Itu dilakukan jika status Gunung Agung meningkat dari siaga menjadi awas alias level IV.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Klungkung I Putu Widiada dalam rapat tersebut menginstruksi camat dan lurah untuk menentukan titik berkumpul saat gunung mengalami erupsi.
Selain itu, mulai saat ini pihaknya meminta para warga yang memiliki truk dan mobil didata.
"Jangan sampai nanti warga sampai kebingungan mencari lokasi yang aman. Jangan sampai pula nanti wantilan atau lapangan yang digunakan sebagai titik berkumpul malah di pelosok tempatnya," ujarnya.
Jika erupsi terjadi saat malam, dia meminta agar kentongan dan alat penguras suara bisa dipergunakan.
Dengan begitu, warga yang tertidur bisa bangun dan segera menyelamatkan diri.
"Kami juga meminta agar didata penduduk rentan seperti kaum manula, ibu hamil, maupun anak-anak sebagai warga yang prioritas mendapatkan bantuan pertolongan jika situasi memaksa," paparnya.
Terkait ancaman putusnya jembatan yang menghubungkan Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung, pihaknya mengungkapkan, jika status Gunung Agung berubah dari siaga menjadi awas, sebagian peralatan pengungsian dan anggota tim akan digeser untuk menangani warga di Kecamatan Dawan.
Lebih lanjut, dia meminta warga Klungkung yang menampung warga pengungsi, baik dari Karangasem maupun Klungkung, agar melapor.
Dengan begitu, kebutuhan logistik para pengungsi bisa diberikan oleh BPBD Klungkung.
"Kalau pengungsinya sampai sepuluh orang, kan berat juga warga yang menampung pengungsi ini. Jadi, kami minta untuk melapor sehingga bisa kami berikan bantuan logistik seperti makanan dan lainnya," katanya.
Perbekel Desa Kamasan Ida Bagus Ketut Danendra yang turut hadir dalam rapat tersebut mengungkapkan, warga sama sekali tidak khawatir. Aktivitas sehari-hari pun masih normal.
"Tapi, kami tetap harus siaga. Dan mudah-mudahan karena banyaknya pembangunan, lahar-lahar itu tercegat dan tidak sampai ke desa kami," tandasnya. (tra/eps/dra/ayu/pit/c10/ttg/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia