jpnn.com, KARANGANYAR - Gunung Lawu di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur tak hanya menyuguhkan keindahan alam. Sebab, gunung api yang sudah lama tidak aktif itu juga memiliki trek bagi penyuka motor tril.
Komunitas penggemar motor tril Track pada 22-23 Juli lalu melintasi trek-trek menantang di Lawu. Mereka menggelar petualangan bertitel ‘Rongdino Lawu’ yang berarti dua hari di Lawu.
BACA JUGA: Jelang Sail Sabang 2017, Marsetio Lepas 29 Kapal Yacht dari Darwin
Komunitas Track yang berbasis di Jl. Pondok Cabe Raya Nomor 100, Tangerang Selatan, Banten berangkat ke Solo pada Kamis (21/7). Tujuannya adalah mengukuhkan kepengurusan Track Solo yang anggota-anggotanya berasal dari wilayah eks Karesidenan Surakarta.
Ada 40 anggota rombongan Track yang ikut dalam petualangan Rongdino Lawu. Di antara anggota Track ada seorang warga Turki bernama Nick, serta cewek bernama Inay.
BACA JUGA: Dikunjungi Vincolus, Kepulauan Seribu Bergaung Sampai Eropa
Pada hari pertama atau 22 Juli, rombongan memulai petualangan dari Desa Masaran menuju Desa Sambirejo di Sragen Jawa Tengah. Perjalanan diawali dengan on road sejauh 12 kilometer melintasi pematang sawah dan panorama alam pedesaan.
BACA JUGA: Kedatangan Peserta Wonderful Sail 2 Bakal Memantik Sail Sabang 2017
Namun, peserta juga harus melintasi jalur sungai yang menguras tenaga. Begitu sampai di Desa Sambirejo, peserta langsung menuju hutan karet yang mempunyai tanjakan legendaris bernama Kobong dengan kemiringan 45 derajat di awal dan 85 derajat di akhir.
Tanjakan sepanjang 150 meter itu memang bukan medan mudah. Ada peserta yang cedera akibat tertimpa motor.
Dari Tanjakan Kobong, petualangan berlanjut ke turunan Geal-geol yang mempunyai berkelok-kelok. Selanjutnya, peserta kembali menikmati tanjakan Bukit Setan yang lebih landai dan pendek.
Petualangan Track kembali seru ketika sampai di tanjakan Bergoel yang bertanah gembur. Sekali masuk tanjakan itu, maka tak bisa putar balik.
Rute selanjutnya adalah tanjakan Pandawa Lima sepanjang 270 meter. Sekitar 70 meter di antaranya berkelok-kelok.
Petualangan belum berakhir meski hari sudah mulai gelap dan suhu dingin menyergap. Para off-roader tetap semangat semanggat memacu gas melewati jalur tanjakan menuju daerah Lempong di Kabupaten Karanganyar sekaligus beristirahat.
Sedangkan pada hari, petualangan para off-roader Track dimulai dari Kampung Dolanan menuju Hutan Sukuh seluas 35 melalui jalan kecil dengan medan naik turun dan belokan tajam. Perjalanan berlanjut ke Telaga Madirda di kaki Gunung Lawu.
Lokasi Telaga Madirda cukup tersembunyi di antara kawasan permukiman penduduk dan kawasan hutan lereng Gunung Lawu. Jalur yang dilalui kadang menanjak tinggi dan sesekali turun tajam.
Di akhir perjalanan, peserta harus menikmati tanjakan Bukit Teletabies kawasan Kemuning. Tanjakan Teletubies menjadi tantangan berat para peserta lantaran jalurnya yang menanjak ekstrem, sempit dan berkelok-kelok.
Wakil Ketua Track Jakarta Syarif Hidayatullah mengatakan, diperlukan kehati-hatian tinggi dari para peserta untuk melintasi trek off-road di Gunung Lawu. Namun, pesona alam Lawu memang memukau sehingga menambah semangat kebersamaan dalam berpetualang.
"Kegiatan ini tidak hanya sekadar off-road yang harus menghadapi tantangan jalur semata, tetapi memiliki tujuan untuk menjalin persaudaraan antarkomunitas pencinta motor tril yang berada di wilayah Solo," kata pria yang bertempat tinggal di wilayah selatan Jakarta itu.
Hal senada juga diakui disampaikan Ketua Track Solo Agung Nugroho. Kehadiran para off-roader Track Jakarta untuk menjajal trek di Gunung Lawu telah membawa suasana dan pengalaman baru.
"Saya merasa terhormat menerima kehadiran kawan-kawan dari Track Jakarta yang bersedia menjalin persahabatan dan persaudaraan dengan menikmati sajian jalur yang disediakan kawan-kawan komunitas motor tril Solo. Ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi komunitas motor tril di Solo,” ucapnya.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cinta Tertancap di Hati, Legenda MU Liburan ke Bali Lagi
Redaktur & Reporter : Antoni