jpnn.com, YOGYAKARTA - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali meletus, Jumat (1/6) pukul 08:20 WIB.
Balai Penyelidikan Dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan tinggi kolom abu letusan teramati 6.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 8.968 meter di atas permukaan laut.
BACA JUGA: Ini Daftar Nama 19 Gunung Berapi Status Waspada
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 77 mm dan durasi 2 menit.
BACA JUGA: Magma di Gunung Merapi Bergerak Lambat, Encer
“Letusan hanya sesaat selama 2 menit. Setelahnya tidak nampak adanya letusan. BPPTKG masih terus memantau intensif dan perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi,” kata Sutopo, Jumat (1/6).
Dia menjelaskan, mengingat ketinggian kolom letusan melebihi 6.000 meter di atas permukaan laut, maka Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) telah dikeluarkan dengan kode warna RED.
BACA JUGA: Semoga Lutung Hitam tidak Turun dari Lereng Gunung Merapi
Kode warna VONA bisa berubah sesuai dengan kondisi terkini. Menurut Sutopo, diperkirakan hujan abu vulkanik jatuh di sekitar Gunung Merapi, khususnya di sisi barat. Arah angin dominan ke barat daya.
“Status Gunung Merapi masih tetap Waspada (level 2),” tegasnya.
Sutopo menjelaskan penerbangan Bandara Internasional Adi Sucipto Yogyakarta hingga pagi tadi masih normal.
Tidak ada kepanikan masyarakat saat letusan terjadi karena telah belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya.
Masyarakat keluar rumah melihat letusan tersebut. Sampai saat ini belum perlu ada pengungsian warga di area sekitar Gunung Merapi.
“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Di dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi dilarang ada aktivitas masyarakat,” tambah Sutopo.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, DIY, Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman terus melakukan upaya antisipasi menghadapi erupsi Gunung Merapi sejak dinaikkan status Waspada.
“Terkait dengan letusan ini maka kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” katanya.
Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.
Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah dan pemerintah daerah.
Masyarakat diharap mencermati Informasi yang berkembang melalui akun-akun media terpercaya seperti BPPTKG, BNPB, BMKG, BPBD dan lembaga terkait.
“Bila terjadi hujan abu gunakan alat pelindung diri (APD) apabila beraktivitas di luar rumah berupa masker, kacamata, jaket, penutup kepala dan alas kaki,” pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirjen Udara Instruksikan Penerbangan Tingkatkan Kewaspadaan
Redaktur & Reporter : Boy