jpnn.com - LUMAJANG - Gunung Semeru erupsi lagi, Jumat (3/1) pagi. Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, itu mengalami erupsi yang disertai letusan setinggi 700 meter di atas puncak.
Ketika erupsi kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
BACA JUGA: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada Lontaran Batu Pijar
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat 3 Januari 2025, pukul 07.03 WIB dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau setinggi 4.376 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Jumat (3/1).
Berdasarkan catatan petugas, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu sudah erupsi beberapa kali pada Rabu (1/1).
BACA JUGA: Gunung Semeru Erupsi Lagi pada Sabtu Pagi
Tercatat erupsi pertama terjadi pada pukul 00.24 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
Kemudian, erupsi kedua pukul 05.54 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
BACA JUGA: Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru
Selang beberapa menit kemudian, Semeru kembali erupsi terus menerus dengan jarak beberapa menit saja, yakni pada pukul 06.01 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada pukul 06.12 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak.
Kemudian, kembali erupsi pada pukul pukul 06.49 WIB dan pukul 07.03 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak.
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi