jpnn.com - LUMAJANG - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi, Jumat (22/11), sore. Tinggi letusan mencapai 600 meter di atas puncak. "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 22 November 2024, pukul 16.06 WIB," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurut dia, tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. "Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 137 detik," tuturnya.
BACA JUGA: Masih Berstatus Waspada, Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Setinggi 800 meter
Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi pada Jumat, yakni pukul 14.54 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu juga erupsi pada pukul 13.44 WIB dan visual letusan tidak teramati. Namun, erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 113 detik.
BACA JUGA: Pemungutan Suara di Daerah Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Sesuai Jadwal
Pada pagi juga terjadi erupsi, yakni pukul 09.42 WIB dan 05.28 WIB dengan letusan sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
Erupsi itu juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik.
Ghufron menjelaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus waspada.
BACA JUGA: Bersama Cagub NTT, Kaesang Doakan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi