jpnn.com, LUMAJANG - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi selama 139 detik pada Kamis (1/8) pagi.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 139 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
BACA JUGA: Berstatus Waspada, Gunung Semeru Erupsi dengan Letusan 700 Meter di Atas Puncak
Terjadi erupsi di gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada hari ini pukul 05.03 WIB.
Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl.
BACA JUGA: Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Setinggi 800 Meter
"Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya," tuturnya.
Gunung Semeru berstatus Waspada atau Level II, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
BACA JUGA: Semeru Erupsi, Masyarakat Diminta Mewaspadai Awan Panas, Guguran Lava, dan Lahar
Kemudian di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Semeru Erupsi Lagi dengan Letusan Setinggi 700 Meter
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga