jpnn.com, MALANG - Gunung Semeru mengalami erupsi pada Minggu (4/1), tetapi wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur, tidak terdampak.
Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, dan Humas Balai Besar yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat mengatakan bahwa arah awan panas guguran seperti tahun kemarin mengarah ke tenggara.
BACA JUGA: Gunung Semeru Erupsi, Jangan Ada Aktivitas
Sarif menjelaskan, meskipun kawasan wisata Bromo pada khususnya tidak terdampak langsung dari aktivitas Gunung Semeru yang meningkat, tetapi pihaknya tetap meminta para wisatawan yang ada di kawasan tersebut untuk waspada.
Menurutnya, semua wisatawan di kawasan Gunung Bromo wajib mengikuti arahan para petugas lapangan Balai Besar TNBTS. Pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan dinamika aktivitas Semeru dari sejumlah resor terdekat.
BACA JUGA: Perhatian, Ada Pengumuman Penting untuk Masyarakat Sekitar Lereng Gunung Semeru
"Terkait dinamika Gunung Semeru, memang untuk kawasan Bromo tidak terdampak langsung. Namun demikian, ini adalah kejadian alam yang tidak bisa diprediksi, sehingga wisatawan harus tetap waspada," ujarnya.
Kawasan Bromo yang berada dalam satu wilayah taman nasional dengan Gunung Semeru. Bromo terletak di empat wilayah yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Pasuruan.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Jawa Timur, dilaporkan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB sejauh tujuh kilometer.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut telah dinaikkan dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.
Tingkat status gunung berapi ada empat yakni paling rendah pada level Normal (Level 1), Waspada (Level 2), Siaga (Level 3), dan Awas (Level 4).
PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul