Wakil Rektor Universita Ibnu Khaldun (Uika) Bogor, Ruhenda, yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, sertifikasi dan kinerja guru harus dikaji lebih dalam lagi.
Sebab, kata dia, masih banyak sertifikasi yang diberikan kepada guru tidak sesuai dengan aplikasi yang diterapkan di lapangan. Ruhenda mengatakan, secara subtansial tidak melihat perubahan yang gradual pada perubahan kurikulum.
Menurutnya, perubahan kinerja guru harus ditingkatkan lagi sehingga bisa mengimbangi perubahan kurikulum 2013. “Peningkatan SDM guru yang harusnya diupayakan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Mat Nur menilai, pemerintah masih bingung dalam menyusung kerangka kurikulum.
“Kurikulum kita masih lemah dalam aspek kognitifnya. Maka perlu ke depannya ada perubahan kepada penataran SDM para guru, sehingga pendidik bisa menjadi lebih optimal,” bebernya.
Dia juga menyoroti tentang perubahan kurikulum 2013 yang memberikan porsi cukup besar pada mata pelajaran agama. “Untuk SD mendapatkan porsi empat jam mata pelajaran. Saya anggap itu merupakan langkah maju yang diambil pemerintah,” terangnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Badan Musyawarah Perguruan Swasta, Syabar Swardiman menegaskan, pendidikan yang tidak merata membuat para guru juga menjadi sasaran. Banyak permasalahan yang dilakukan oleh pelajar, dan ujung-ujungnya sekolah disalahkan.
“Sekolah yang menjadi sorotan ketika maraknya tawuran pelajar. Seharusnya ini menjadi pemebelajaran karena pranata pendidikan kita yang tidak siap,” bebernya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fetty Qodransyah mengaku SDM yang dimiliki guru saat ini masih rendah.
Tapi, kata Fetty, melalui program khusus peningkatan mutu guru, maka akan diupayakan memperbaiki kualitas SDM-nya. ”Tahun ini kami memberi ruang yang luas untuk peningkatan SDM guru sehingga arah pendidikan akan lebih baik,” tandasnya.(cr6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkeu Blokir Dana RSBI
Redaktur : Tim Redaksi