Guru Besar: Buku Geopolitik Soekarno Jadi Referensi pada Tatanan Strategis, Taktis, dan Operasional

Sabtu, 20 Mei 2023 – 18:34 WIB
Acara bedah buku Hasto Kristiyanto berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara' di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) RI Purnomo Yusgiantoro menilai Buku Geopolitik Soekarno karya Hasto Kristiyanto bisa menjadi referensi dalam sejumlah hal.

Hal itu disampaikannya saat membedah bedah buku Hasto berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul 'Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara' di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5).

BACA JUGA: Di Sesko TNI, Hasto Beber Geopolitik Bung Karno soal Menjadikan Indonesia Disegani

"Saya berharap buku ini dapat digunakan sebagai referensi apakah itu tatanan strategis, taktis, operasional. Buku ini benar-benar sangat bermanfaat," ujar Purnomo Yusgiantoro.

Dia menganggap Hasto sebagai praktisi menekuni benar ajaran Bung Karno ini.

BACA JUGA: Di Depan Perwira TNI, Hasto Beber Sedikit Visi & Misi Geopolitik Ganjar Pranowo

Hasto melihat perspektif ajaran Bung Karno ini dari dua perspektif yaitu eksternal (tata pergaulan internasional) dan internal yang terkait dengan falsafah bangsa ini dan trilogi pembangunan.

“Itulah disebut coexistence, hal yang sifatnya seimbang," tambah dia.

BACA JUGA: Sampaikan Kuliah Umum di Seskoal, Bamsoet Ingatkan Ancaman Geopolitik Global

Purnomo mengatakan dalam tata pergaulan internasional, Bung Karno menginginkan kesetaraan antara negara maju dan berkembang demikian juga yang ada di dalam negeri.

Lalu progresifnya adalah saat ini geopolitik Soekarno ini sudah menjadi geopolitik Indonesia dan itulah wawasan nusantara.

"Cara pandang kita untuk melihat diri kita sendiri dan melihat lingkungan kita dalam tata pergaulan internasional yaitu coexistence. Itulah wawasan nusantara dan geopolitik Indonesia yang diajarkan di Lemhannas," sebut Purnomo.

Mantan Menteri ESDM ini juga mengatakan dalam penelitiannya, Hasto menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang luar biasa. Data yang dipakai hampir ribuan.

"Dalam penelitiannya ditemukan variabel dan indikator yang terkait dengan aspek kehidupan nasional. Dan itulah yang sekarang ini disebut dengan geostrategi Indonesia, yang tidak lain adalah ketahanan nasional. Itu yang diajarkan di Lemhannas," sebut Purnomo.

Yang menarik lagi, dalam kaitannya dengan ketahanan negara. Bagaimana bangsa ini berjuang di bawah kepemimpinan Presiden Pertama RI Soekarno, Trikora dan Dwikora secara progresif ingin memperkuat pertahanan negara.

Di sisi lain, pertahanan dikembangkan untuk menghadapi ancaman.

"Dari tiga hal itu, Doktor Hasto Kristiyanto telah melakukan penelitian dengan baik dan untuk itu beliau diberikan predikat summa cum laude," sebut mantan Menteri Pertahanan RI tersebut.

Purnomo menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Lemhannas Andi Wijayanto karena geopolitik Soekarno sekarang sudah diajarkan di sana. Dan Doktor Hasto Kristiyanto bisa menjadi dosen di Lemhannas dalam hal geopolitik Soekarno. (Tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto: Pemikiran Geopolitik Soekarno Relevan untuk Menghadapi Situasi Saat Ini


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler