Guru Besar Unila Apresiasi Cara Kementan Menyiapkan Bahan Baku Obat dan Vaksin Hewan

Kamis, 23 November 2023 – 14:41 WIB
Guru Besar Universitas Lampung Bustanul Arifin mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjaga kesehatan hewan melalui penyiapan bahan baku produksi dan peningkatan mutu obat hewani. Ilustrasi. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, SURABAYA - Guru Besar Universitas Lampung Bustanul Arifin mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menjaga kesehatan hewan melalui penyiapan bahan baku produksi dan peningkatan mutu obat hewani.

Bagi Bustanul, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) adalah kebanggaan Indonesia yang berperan besar dalam pemberantasan penyakit berbahaya bagi hewan ternak.

BACA JUGA: Tegas, Mentan Amran Minta Panitia Pengadaan Kementan Jaga Integritas dan Patuhi Aturan

Pusvetma juga berperan dalam mewujudkan swasembada pangan asal hewani.

"Jadi secara umum perjuangan mereka harus diapresiasi dan terus terang saya angkat jempol, karena ada banyak yang dikerjakan di sini. Tentu ini bisa dikaitkan dengan pintu masuk Indonesia agar kesehatan hewan tetap terjaga," kata Bustanul saat mengunjungi Balai Besar Veteriner Farma atau Pusvetma Surabaya, Jawa Timur, Kamis (23/11).

BACA JUGA: Komentari Kinerja Pertanian, Ombudsman: Kementan Butuh Sosok Pemimpin Kuat

Bustanul mengaku kagum dengan perlengkapan dan cara kerja Pusvetma Surabaya.

Padahal, dia sendiri adalah orang Madura asli yang sering melewati gedung tersebut tiap kali melintas ke kampung halaman.

BACA JUGA: Kementan Dongkrak Produksi Padi dan Jagung dengan Optimasi Lahan Rawa dan Non-Irigasi

"Saya terkesan masuk ke dalam kantor ini, karena betapa strategisnya Pusvetma bagi kesehatan hewan. Padahal saya orang Madura, tetapi belum pernah masuk ke sini. Baru pertama masuk seumur hidup saya sampai umur 60 baru masuk di sini," ungkapnya.

Menuru Bustanul, Pusvetma memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjaga hewan Indonesa agar tetap sehat dan dapat dikonsumsi masyarakat secara luas.

Apalagi, layanan Pusvetma juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang dapat memproteksi kemungkinan adanya timbul gejala tertentu pada hewan ternak.

"Pusvetma ini melayani seluruh Indonesia yang artinya mereka berperan sentral dan sangat strategis. Apalagi kita paham bahwa saat ini Indonesia kembali menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku dan flu burung yang harus kita antisipasi," katanya.

Bustanul menambahkan bahwa sektor pertanian tidak hanya terfokus pada komoditas beras daja, namun juga sektor peternakan sebagai Komoditas bangsa Indonesia yang dibutuhkan setiap harinya.

Sebagai contoh, peranan Pusvetma sangat nyata dalam pembuatan vaksin yang mampu memberi perlindungan hewan agar terbebas dari berbagai penyakit.

Sementara dari sisi kinerja, SDM yang ada di sana juga sudah sangat profesional sesuai dengan bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Contoh lainya adalah ketika Pusvetma menangani flu burung yang dapat membahayakan hewan ternak dan masyarakat selaku konsumen.

Saat itu, Indonesia bahkan sampai harus membuat Komnas flu burung karena penyakit ini mewabah dan meluas.

Kemudian ada upaya besar-besaran survei seluruh Indonesia dan kita melakukan pencegahan melalui vaksinasi.

"Sekali lagi saya katakan peranan Pusvetma ini sangat besar, saya menyebut contoh nyatanya adalah vaksin. Ini sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan mereka konsisten serta profesional menjadi palang pintu untuk pembangunan kesehatan hewan dan pembangunan pertahanan secara umum," puji Bustanul.

Kepala Pusvetma Edy Budi Susila menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan perhatian Guru Besar Unila terhadap kerja-kerja yang dilakukan Pusvetma Kementan.

Dia berharap layanan Pusvetma terus dioptimalkan sehingga menjadi layanan terbaik dalam menjaga kesehatan hewan Indonesia.

Tugas kami meliputi pengembangan produk vaksin, antigen dan termasuk anti cacing. Jadi bisa dikatakan kami juga sebagai regulator pengembangan anti-penyakit PMK sejak 1986 dan 1990 dan berhasil dibebaskan. Namun pada 2022 masuk lagi ke Indonesia," kata Edy. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler