Guru dan Kepala Sekolah Didorong Menjadi Penggerak Pendidikan

Jumat, 14 Agustus 2020 – 05:43 WIB
Webinar bertajuk Inisiatif Penggerak Pendidikan dalam Memimpin Pembelajaran. Foto: dok. TF

jpnn.com, JAKARTA - Pentingnya peran penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah atau pengawas, dalam memajukan pendidikan kini tengah digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Guru maupun kepala sekolah penggerak diharapkan menjadi pemimpin yang menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, menggerakkan ekosistem pendidikan
yang lebih baik, dan dapat menjadi contoh bagi guru dan sekolah lainnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pengakuan Sukarelawan Vaksin Covid-19, Reaksi Munarman FPI, Siap jadi Mentor Gibran

“Menjadi penggerak pendidikan berarti guru dan kepala sekolah aktif melakukan perubahan dan berani mengambil resiko dalam berinovasi dalam memimpin pembelajaran. Guru dan kepala sekolah adalah kunci penentu kualitas hasil belajar siswa,” kata M Ari Widowati, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation pada webinar yang digelar Tanoto Foundation dan Inspirasi, bertajuk Inisiatif Penggerak Pendidikan dalam Memimpin Pembelajaran, Kamis (13/8).

Mendidik yang Berpusat pada Siswa

BACA JUGA: PGRI Menyesalkan Keputusan Nadiem Mengizinkan Sekolah di Zona Kuning Dibuka

Itje Chodidjah, praktisi pendidikan yang menjadi salah satu narasumber menyebut dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya.

“Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan
dapat memecahkan masalahnya sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Bebaskan Guru dari Beban Kerja 24 Jam Tatap Muka

Dengan mendidik yang berpusat pada siswa, maka guru maupun kepala sekolah harus menjadi pembelajar juga. Harus memiliki jiwa self regulated learning atau pembelajaran secara terus menerus atas kemauan sendiri, bukan ‘paksaan’ dari orang lain.

“Self regulated learning merupakan suatu proses ketika siswa mampu mengendalikan pikiran, perilaku, dan emosinya untuk mencapai kesuksesan di dalam proses belajar,” kata Itje.

Orang tua sebagai Penggerak Pakar pendidikan Prof Arief Rachman, menyebut orangtua merupakan sosok penggerak pendidikan.

Untuk mencapai pendidikan yang sukses maka orangtua harus dilibatkan oleh sekolah.

“Sekolah harus memiliki pertemuan secara reguler dengan orang tua. Jangan ada pertemuan hanya saat mengambil raport. Justru di awal perlu dirancang bersama dalam menciptakan
pendidikan yang terencana,” kata Arief.

Dia juga menyinggung selama pandemi guru dan kepala sekolah harus mempunyai strategi bagaimana mendorong siswa agar senang belajar terlebih dahulu.

“Boleh pintar Matematika, tapi jangan lupa pendidikan karakter juga penting diajarkan di rumah,” ujar Arief.

Dia melanjutkan, pendidikan karakter, diberikan agar siswa mengetahui apa yang benar, baik dan patut. Selain itu, pendidikan karakter membuat siswa percaya dan yakin meskipun dalam
keadaan pandemi.

Dorong Diseminasi dan PJJ Irit Kuota Sebagai guru penggerak

Titien Suprihatien, guru IPA SMPN 11 Batang Hari Jambi berupaya konsisten memberikan pembelajaran yang membuat siswa belajar lebih banyak mengalami dengan melakukan percobaan dan atau pengamatan langsung.

Dia juga aktif menjadi pelatih dan pendamping bagi guru di daerahnya. Di era pandemi, Titien juga tidak tinggal diam, ia menginisiasi pembentukan forum Facebook Batang Hari Belajar dari Rumah (BBDR).

Tujuannya adalah siswa yang tidak memiliki cukup kuota bisa mengikuti pembelajaran dari Facebook.

“Facebook rata-rata semua punya, juga irit kuota. Apa yang saya lakukan akhirnya diikuti oleh semua sekolah di Batang Hari, jika tidak ada waktu, siswa bisa melihat rekaman ulangannya di lain waktu,” pungkasnya.

Dukungan Kepala dan Pengawas Sekolah Ninik Chaironi, kepala SDN 2 Patukangan Kendal, sadar betul perannya sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah.

Untuk itu dia aktif mengajak guru, komite sekolah, dan orang tua bekerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

“Ketika di masa pandemi, kami mendiskusikan bersama bentuk pembelajaran yang bisa diakses para guru, siswa, dan orang tua. Saya juga mensupervisi dan mendampingi pembelajaran. Saat pandemi saya pantau melalui aplikasi zoom atau grup WhatsApp sehingga saya bisa mengetahui dukungan yang perlu diberikan kepada guru dan siswa agar
pembelajaran dapat mendorong siswa bisa belajar aktif,” katanya.

Menurut Asep Ismail Yusuf, pengawas sekolah di Karawang, Jawa Barat, di era sekarang pengawas sekolah bisa lebih berperan menjadi pembina, mentor, sahabat, dan memberikan
pendampingan kepada guru.

"Masa pandemi ini saya aktif mendampingi guru dan kepala sekolah dalam mewujudkan kepemimpinan pembelajaran untuk membuat inovasi yang relevan dengan kebutuhan belajar
siswa selama belajar dari rumah," pungkas Asep. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler