Guru Honorer Menabung 21 Tahun Demi Naik Haji

Kamis, 23 Juni 2022 – 17:34 WIB
Muhammad Said Siregar, seorang guru honorer asal Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji dari Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/6/2022). (ANTARA/Jessica)

jpnn.com, BATAM - Seorang guru honorer asal Kabupaten Bengkali, Riau, Muhammad Said Siregar sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah memiliki cita-cita bisa menunaikan ibadah haji di tanah suci. 

Dia pun menabung selama 21 tahun lebih demi bisa menunaikan Rukun Islam yang kelima itu. 

BACA JUGA: Umat Islam Australia Terpukul Melonjaknya Ongkos Naik Haji dan Sistem Undian

Calon haji itu mengaku mulai menabung sejak menjadi guru honorer pada 1990. Lalu, dia bisa mendaftar berhaji pada 2011.

"Cita-cita dari SD yang ingin betul untuk naik haji. Dengan saya sebagai guru tahun 1990, itu dengan honor Rp 25 ribu diangsur, yang Rp 10 ribu disimpan, Rp 15 ribu untuk belanja. Saat itu saya masih bujang," kata Said saat menunggu waktu keberangkatan pesawat yang akan membawa dia ke Tanah Suci di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Kota Batam, Kamis (23/6). 

BACA JUGA: Deddy Corbuzier Bakal Ditraktir Naik Haji oleh Pria Ini

"Saya sudah sertifikasi tahun 2019. Jadi, duit sertifikasi itu disisih sedikit demi sedikit (juga untuk tabungan haji)," kata Said yang sudah 32 tahun menjadi guru honorer, itu. 

Selain menjadi guru sosiologi di Yayasan Pesantren Pendidikan Islam Bengkalis, Said juga berdagang pakaian dan menyisihkan sebagian hasil dagang untuk tabungan haji. 

BACA JUGA: Gus Miftah Ajak Rizky Billar dan Lesti Kejora Naik Haji, Ini Alasannya

Dia harus mengatur pengeluarannya dengan ketat agar bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan haji. 

"Terus, saya catat dengan baik, mulai dari tanggal sekian saya catat (pengeluaran), begitu terus sampai 2011, sampai saya menghasilkan uang untuk daftar haji. Alhamdulillah," kata Said. 

"Sedihnya, karena sedikitnya honor kemudian itu harus dibagi-bagi, yang mana untuk keperluan kita pribadi, yang mana untuk orang tua, yang mana untuk ditabung," kata dia. 

Said juga mendaftarkan istrinya untuk berhaji. Namun, sang istri meninggal dunia karena sakit kanker pada 2018.

"Saya sendiri berangkat haji. Istri juga mendaftar haji tahun 2011 bulan November, pas tanggal pernikahan langsung daftar dua nama. Akan tetapi, istri meninggal 2018, awal Januari, karena sakit kanker. Tidak bisa digantikan karena waktu itu belum ada aturan pewaris ibadah haji dari pemerintah," ungkapnya. 

Said berangkat ke tanah suci bersama rombongan kelompok terbang 8 Embarkasi Hang Nadim Batam. Dia sudah menyiapkan bekal yang dibutuhkan untuk melaksanakan ibadah haji di tanah suci, termasuk suplemen vitamin guna meningkatkan ketahanan tubuh.

"Kalau kita lihat info dari media itu panasnya 46 sampai 48 derajat. Jadi, harapan kami bagi jemaah ini tentu harus adanya trik untuk melaksanakan ibadah. Jangan sampai drop di sana," katanya.

"Saya juga membawa bekal vitamin, ada obat-obatan yang dikasih oleh petugas medis, dan juga ada tambahan dari saya sendiri," pungkasnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler