jpnn.com, MUNA BARAT - Seorang guru honorer berinisial N (42), yang biasa mengajar di SD 1 Kusambi, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, meninggal dunia setelah menjalani penyuntikan vaksinasi COVID-19.
Guru tersebut menerima penyuntikan vaksin dosis satu di Puskesmas Sidamanguru daerah setempat.
N bersama guru lainnya menerima suntikan vaksin pada Selasa (18/5). Dia kemudian meninggal dunia lima hari setelah menerima suntikan vaksin jenis Sinovac pada Minggu (23/5) lalu.
Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Muna Barat La Ode Muhammad Ishar Masiala mengatakan hasil skrining (tindakan awal petugas kesehatan) menunjukkan guru honorer tersebut tidak memiliki penyakit komorbid (bawaan).
BACA JUGA: Peringatan dari Amerika: Jarum Suntik Buatan China Ini Tak Layak untuk Vaksinasi COVID-19
"Hasil skrining tidak ada penyakit komorbid, artinya dapat dilakukan vaksinasi," kata La Ode melalui pesan WhatsApp, di Raha, Selasa (25/5).
Menurut La Ode, meninggalnya guru SD tersebut sebenarnya bukan karena divaksin, sebab interval waktu setelah menerima vaksin 5 hari.
BACA JUGA: Roy Suryo Lapor Polisi, Bagaimana Respons Lucky Alamsyah?
"Sementara setelah divaksin dilakukan observasi 1-2 jam dan tidak ada keluhan, maka diperbolehkan kembali (ke rumahnya)," ujar dia.
Interval waktu tersebut, lanjutnya, hasil dari investigasi pihaknya kepada almarhum dalam melakukan aktivitas sebagaimana biasa tanpa keluhan, seperti ke pesta dan kebun.
"Hari Minggu (25/5) kami dengar kabar guru tersebut meninggal dengan mengeluarkan busa di mulut. Ini bisa saja meninggal karena keracunan makanan, minuman atau pun mungkin mengonsumsi obat," kata dia lagi.
Selain itu, ia mengklaim, kejadian tersebut juga bukan tergolong kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
"Dalam 1x24 jam tidak ada keluhan ke petugas kami," ujar Jubir Satgas Muna Barat La Ode Muhammad Ishar Masiala. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Soetomo