Guru P1 Tidak Mendapatkan Formasi PPPK, Disingkirkan P3 untuk Mapel Sama, Aneh!

Selasa, 01 November 2022 – 19:08 WIB
Pengurus FGPPNS Hasna bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Foto dok. Hasna for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masuk hari kedua pengumuman dan pendaftaran PPPK 2022 di SSCASN BKN, masalah mulai muncul. Sebenarnya di hari pertama sudah tampak, tetapi di hari kedua ada fakta-fakta aneh.

Pengurus Forum Guru Prioritas Pertama Negeri dan Swasta (FGPPNS) Hasna mengungkapkan pembukaan SSCASN yang tepat waktu layak diapresiasi.

BACA JUGA: Formasi PPPK 2022 Habis, Ketum PTKNI Serukan Guru Honorer Menyurati Presiden, Isinya Sama

SSCASN tahun ini sangat berbeda dibandingkan tahun lalu. Sistemnya lebih canggih. 

Untuk pembukaan akun SSCASN kali ini kata Hasna, memang harus bisa IT karena semuanya butuh update browser. 

BACA JUGA: Pendaftaran PPPK 2022: Pelamar Wajib Buat Akun SSCASN, Guru P1 Bagaimana?

"Kalau enggak tahu IT melongo saja menunggu teman buka akun SSCASN-nya," kata Hasna kepada JPNN.com, Selasa (1/11).

Hasna mengucapkan selamat kepada guru lulus passing grade (PG) yang mendapatkan kuota, meskipun penempatannya belum ada.

BACA JUGA: Penjelasan BKN soal P1 Tidak Mendapatkan Formasi PPPK Guru, Jangan Panik Dulu

Namun, guru lulus PG sebagai prioritas satu (P1) sangat bersyukur penantian panjang akhirnya memberikan kebahagiaan.

Sayangnya, lanjut Hasna, di balik kegembiraan guru honorer, ada banyak pelamar P1 yang menangis. Itu karena mereka tidak mendapatkan formasi.

"Banyak temuan yang buat gemeees banget," cetus Hasna.

Dia mencontohkan, si A guru lulus PG dengan nilai tertinggi di kecamatannya, tetapi tidak bisa lanjut karena mata pelajaran (mapel) biologi yang diampu tidak tersedia lag begitu notifnya diterima.

Anehnya ujar Hasna, si B yang nilainya anjlok dan tidak lulus PG alias status TL bisa mendapatkan prioritas ketiga (P3) dengan mapel biologi di wilayah kewenangan sama.

"Lho kok bisa ya. Bagaimana konsepnya nih, setahu saya kuota mengikuti guru yang PG dan kuota diberikan kepada guru yang masuk P1 dahulu dituntaskan," tegasnya.

Kejadian tersebut menurut Hasna terjadi pada beberapa teman di Kota Palembang yang sudah PG. Memang untuk guru P1, P2, dan P3 banyak yang mendapatkan formasi.

Namun, untuk guru PAI dan PJOK malah tidak mendapatkan formasi, padahal sekolahnya butuh karena PNS-nya sudah pensiun.

Hasna memohon kepada pemerintah mengkaji lagi bagaimana kebijakan yang terbaik untuk guru,

"Tolong selesaikan P1 sehingga tidak menimbulkan kekisruhan sesama honorer,, apalagi banyak daerah tidak membuka formasi mapel bahasa Inggris, sehingga banyak yang tidak terakomodasi," tuturnya.

Walaupun sudah mendapatkan formasi, Hasna menegaskan tidak akan meninggalkan P1 yang belum diangkat tahun ini.

Dia bersama pengurus lainnya akan berjuang untuk semua yang belum aman untuk mendapatkan hak guru.

Dia berharap Pansus  yang sudah dibentuk Komisi X DPR RI bisa bersama honorer memperjuangkan hak guru.

"Tetap semangat dan solid, tebarkan kebaikan semoga dimudahkan serta dilancarkan semuanya," pungkas Hasna. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler